Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pencemaran Sumber Air Baku, Bukan Hanya Permasalahan Kota Besar

6 Februari 2019   08:46 Diperbarui: 6 Februari 2019   08:55 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : bangka.tribunnews.com

Permasalahan menurunnya kualitas air baku seperti di Kali Malang tidak hanya permasalah di kota besar seperti Jakarta, namun juga di alami di daerah di kota kecil seperti di Sungailiat, kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung  walaupun dengan sumber pencemaran yang berbeda. Pencemaran yang terjadi karena prilaku manusia yang tidak taat aturan. Untuk mengatur prilaku itu perlu adanya ketegasan dalam penegakan aturan yang berlaku. Selain adanya Undang Undang juga adanya Peraturan Daerah.

Penyebab pencemaran air di Kali Malang sebagai air baku guna memenuhi kebutuhan air bersih warga setempat, tidak lain karena limbah rumah tangga maupun pabrik. Termasuk diantaranya kebiasaan buruk warga yang masih membuang sampah ke sungai. Menyikapi ini perlu adanya penindakan tegas, dengan pengenaan sanksi denda yang besar hingga hukuman kurungan.

Sementara itu di daerah saya, sumber air baku berasal dari kolong ( danau buatan ) bekas penggalian penambang timah. Galian yang dalam itu setelah lama dibiarkan, telah menjadi danau kecil dijadikan  sumber air baku bagi PDAM Tirta Bangka. 

Permasalahannya, danau yang dulunya tempat penambangan timah masih menyisakan kandungan timah sehingga menjadi incaran para penambang liar dengan mengekspoitasinya secara diam - diam di tepi sumber air baku itu. Akibat penambangan yang dilakukan tercemarlah sumber air baku itu. Kendati sudah dilakukan penertiban oleh Satpol PP tetap saja peristiwa itu berulang.

Kegiatan penambangan yang terus berulang terjadi di sumber air baku PDAM di Merawang, yang merupakan sumber air bagi pelanggan PDAM di wilayah Sungailiat karena tidak adanya sanksi hukum yang berat dan tindakan tegas. Aksi para penambang yang berani melakukan penambangan di lokasi yang dilarang, patut diduga karena dibekingi oknum aparat tertentu. Tapi hingga sekarang belum terbukti.

Dampak dari kegiatan penambangan di lokasi danau di Merawang, kualitas air yang diterima pelanggan PDAM jadi buruk. Airnya keruh dan berbau, menunjukkan secara kasat mata dan penciuman air itu sudah tidak sehat.

Utamanya sekarang perlu adanya ketegasan dari pemerintah daerah setempat untuk melakukan penindakan kepada siapa saja yang telah melakukan pencemaran sumber air baku, yang bisa dikatagorikan sebagai perusak lingkungan. Efek jera perlu diberikan dengan memberikan sanksi seberat0beratnya, bagi perusak lingkungan sehingga sumber ir baku dapat terselamatkan.

( Rustian Al Ansori )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun