Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Malam

2 Januari 2019   00:53 Diperbarui: 2 Januari 2019   00:59 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lelaki telah menyerupai perempuan ketika bersekutu membicarakan kebencian. Telah menghasut langit agar menyingkirkan bulan. Bulan hanya tenang melempar senyuman. Terus saja ngerumpi hingga langit mati. Hingga perempuan merasuki lelaki. Lelaki aduhai, menggoyangkan pantat melambai. Malam para penghianat. Telah mendatangkan laknat.

Lelaki semakin culas, mulutnya macung mengeribut seperti dubur ayam. Membuat perempuan terdiam. Lelaki telah menguasai malam. Menyingkirkan perempuan. Telah mengalahkan bulan.

Lelaki malam, lelaki menguasai malam. Melalui jalan malam, yang sudah terdiam. Lelaki yang menggoda lelaki. Lelaki berpakaian perempuan kehilangan alas kaki. Ketika dikejar beberapa lelaki, lelaki perempuan tertangkap polisi. Malam gaduh. Aduh.

Sungailiat, 2 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun