Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rayuan Malam

25 Desember 2018   21:36 Diperbarui: 25 Desember 2018   21:56 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku telah dijilat malam
Aku telah dirayu malam
Aku telah terjebak dalam buaian kepalsuan
Yang tidak aku ketahui
Aku selalu berbaik sangka
Ternyata telah diselingkuhi
Aku tak murka
Untuk apa marah - marah
Apa lagi sampai keluar sumpah serapah
Buang saja, lupakan saja, karena sudah menjadi sampah
 
Jilat malam lebih tajam
Rayuan malam lebih kejam
Buaian kepalsuan adalah perangkap
Malam benar - benar menyekap
Tak berkutik
Dipenuhi taktik
Malam penuh dengan permainan politik
 
Harta
Tahta
Wanita
Politik serakah ambisi berkuasa
Pemain politik sudah tak kuasa
Ketika malam memaksa
 
Serakah harta
Haus tahta
Rayuan wanita
Menunggu runtuh dari kuasa
Saatnya hina dina
Tapi tak merasa tercela
Malu sudah tak berasa
Malam menjadi saksi para pendosa
Yang tak pernah puas
Semakin buas
 
Sungailiat, 25 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun