Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ibu Para Nelayan

22 Desember 2018   18:02 Diperbarui: 22 Desember 2018   18:05 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu para nelayan adalah gelombang
Yang menempa anak kuat hingga bak batu karang
Sesaat lagi matahari menghilang
Air laut pun semakin pasang
Nelayan pesisir siap menantang
Laut berkeringat para pejuang

 Ibu para nelayan adalah gelombang
Yang mengaduk - aduk perut terus bergoyang
Yang memuntahkan isi perut
Yang memusingkan mabuk laut

 Ibu para nelayan adalah gelombang
Yang melahirkan jiwa kuat tak goyang
Ketika ibu tak menghempas dengan arus yang tenang
Ibu telah menghasilkan banyak ikan
Ibu yang memeberikan rezeki untuk makan

 Ibu para nelayan adalah gelombang
Rahimnya menyimpan petang
Ketika matahari tenggelam 
Rahimnya tak pernah diam
Bisa mematikan,.bukan karena tak sayang
Tapi karena musim bukan untuk ditantang 

Sungailiat, 22 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun