Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anugerah Pahlawan Nasional Depati Amir Diserahkan kepada Masyarakat Babel

24 November 2018   17:40 Diperbarui: 24 November 2018   17:35 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peringatan Hari Pahlawan 2018 lalu pemerintah telah menganugerahkan pejuang asal Bangka Belitung, khususnya berjuang melawan penjajah di pulau Bangka Depati Amir sebagai Pahlawan Nasional.

Penganugrahan itu menjadi sangat berarti bagi masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung karena bertepatan pada tanggal 21 November 2018 lalu, merayakan hari jadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke 18. 

Keberanian Depati Amir, yang merupakan anak dari Depati Bahrin yang juga pejuang kemerdekaan yang  melawan kolonial Belanda di pulau Bangka.  Hingga akhirnya Depati Amir tertangkap dan dibuang Belanda ke Kupang,  Nusantegara Timur ( NTT ) hingga meninggal dunia disana.

Setelah penganugerahan pahlawan nasional,  penghargaan itu  oleh keluarga Depati Amir  dari Kupang, yang dimpimpin Dr. Muchtar Bahrin yang juga ketua paguyuban keluarga Bahrin di Kupang menyerahkan piagam, pelakat dan Kepres penganugrahan Pahlawan Nasional kepada masyarakat Bangka Belitung (Babel) melalui Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang diterima langsung Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman dan Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Didit Srigus Jaya.

Siapa sosok Depati Amir? Dikutip dari buku saku "Riwayat Hidup dan Perjuangan Depati Amir" yang ditulis oleh : Drs. Akhmad Evian menyebutkan, Amir menjadi Depati pada tahun 1830 M menggantikan ayahnya Depati Bahrin di daerah Jeruk. Jabatan Depati tersebut kemudian diperkuat oleh pemerintah Hindia Belanda atas daerah Mendara dan Mentadai yang berjarak sekitar 1,5 pall dari Mendara karena ketakutan pemerintah Belanda akan pengaruh Depati Amir yang besar dihati rakyat.

Amir pada saat ayahnya Bahrin menjadi Depati, bersama dengan sekitar 30 orang pengikutnya pernah menumpas para perampok yang mengganas di perairan Pulau Bangka dan memulihkan keamanan serta ketentraman rakyat.

Jabatan Depati yang diberikan Belanda kepada Amir atas daerah Mendara dan Mentadai kemudian ditolaknya, akan tetapi gelar dan sebutan Depati kemudian tetap melekat pada diri Amir karena Amir keturunan seorang Depati dan kecintaan rakyat Bangka kepadanya, disamping kehendak kuat rakyat Bangka yang membutuhkan figur pemimpin.

Perjuangan rakyat Bangka yang dipimpin Depati Amir dimulai sejak penolakan jabatan Depati yang diberikan pemerintah Hindia Belanda kepadanya pada tahun 1830 M.  Perlawanan rakyat Bangka dipimpin Depati Amir disebabkan oleh penjajah Belanda yang penindasan terhadap rakyat Bangka menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan yang luar biasa bagi rakyat. 

Pemerintah Hindia Belanda menetapkan kebijakan menyatukan administrasi pemerintahan atau bestuur) dan administrasi pertambangan, penyatuan ini menyebabkan kepincangan karena pejabat - pejabat pemerintah kolonial Belanda lebih mementingkan urusan enguntungkan bagi kepentingan pribadi dari pada memperhatikan kepentingan masyarakat.

Dok humas Bangka
Dok humas Bangka
Sosok pahlawan dari pulau Bangka ini, bernama Amir dengan gelar Depati  panggilan Depati Amir, profesi pemimpin perjuangan rakyat Bangka calon pahlawan nasional, tempat lahir Mendara pulau Bangka, tahun lahir 1805 M, tempat meninggal Kupang NTT, tahun meninggal 1869 M, nama ayah Depati Bahrin bin Depati Karim atau dipanggil Bahren. Nama ibu Dakim dan nama istri Janur.

Dokpri
Dokpri
" Kami harapkan dengan adanya  penyerahan plakat, piagam dan Kepres mudah - mudahn menjadi ikatan batin antara keluarga di Nusa Tenggara Timur dan pemerintah khususnya seluruh masyaraat Bangka Belitung," kata Muchtar Bahrin, wakil dari keluarga Bahren kepada Erzaldi Rosman, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung ketika menterahkan piagam anugrah Palhlawan Nasiional Depati Amir.

Ia menyampaikan ucapan terimakasih atas nama keluarga Depati Bahrin di Kupang. Dijelaskannya, menapa disebut kelurha Depati Bahren  karena dua anak Deppati Bahrin dibuang ke Kupang yaitu Amir dan Hamzah.

" Tidak mungkin disana kita sebut hanya keturunan Amir, tapi juga ada keturunan Hamzah. Tapi kita disana untuk pengukuhan keluarga maka di Kupang dikenal dengan Ikatan Keluarga Besar Depati Bahrin," ujarnya.

Depati Amir sudah menjadi pahlawan nasional, namun diakui masih ada masyarakat Bangka Belitung yang tidak mengetahui sosok Depati Amir. Semoga dengan adanya pahlawan nasional dari Bangka Belitung juga diikuti dengan sosialisasi serta diajarkan kepada para siswa di sekolah - sekolah di Bangka Belitung tentang pahlawan nasional ini.

Salam dari pulau Bangka.

Rustian Al Ansori

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun