Peringatan Hari Pahlawan 2018 lalu pemerintah telah menganugerahkan pejuang asal Bangka Belitung, khususnya berjuang melawan penjajah di pulau Bangka Depati Amir sebagai Pahlawan Nasional.
Penganugrahan itu menjadi sangat berarti bagi masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung karena bertepatan pada tanggal 21 November 2018 lalu, merayakan hari jadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke 18.Â
Keberanian Depati Amir, yang merupakan anak dari Depati Bahrin yang juga pejuang kemerdekaan yang  melawan kolonial Belanda di pulau Bangka.  Hingga akhirnya Depati Amir tertangkap dan dibuang Belanda ke Kupang,  Nusantegara Timur ( NTT ) hingga meninggal dunia disana.
Setelah penganugerahan pahlawan nasional,  penghargaan itu  oleh keluarga Depati Amir  dari Kupang, yang dimpimpin Dr. Muchtar Bahrin yang juga ketua paguyuban keluarga Bahrin di Kupang menyerahkan piagam, pelakat dan Kepres penganugrahan Pahlawan Nasional kepada masyarakat Bangka Belitung (Babel) melalui Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang diterima langsung Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman dan Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Didit Srigus Jaya.
Siapa sosok Depati Amir? Dikutip dari buku saku "Riwayat Hidup dan Perjuangan Depati Amir" yang ditulis oleh : Drs. Akhmad Evian menyebutkan, Amir menjadi Depati pada tahun 1830 M menggantikan ayahnya Depati Bahrin di daerah Jeruk. Jabatan Depati tersebut kemudian diperkuat oleh pemerintah Hindia Belanda atas daerah Mendara dan Mentadai yang berjarak sekitar 1,5 pall dari Mendara karena ketakutan pemerintah Belanda akan pengaruh Depati Amir yang besar dihati rakyat.
Amir pada saat ayahnya Bahrin menjadi Depati, bersama dengan sekitar 30 orang pengikutnya pernah menumpas para perampok yang mengganas di perairan Pulau Bangka dan memulihkan keamanan serta ketentraman rakyat.
Jabatan Depati yang diberikan Belanda kepada Amir atas daerah Mendara dan Mentadai kemudian ditolaknya, akan tetapi gelar dan sebutan Depati kemudian tetap melekat pada diri Amir karena Amir keturunan seorang Depati dan kecintaan rakyat Bangka kepadanya, disamping kehendak kuat rakyat Bangka yang membutuhkan figur pemimpin.
Perjuangan rakyat Bangka yang dipimpin Depati Amir dimulai sejak penolakan jabatan Depati yang diberikan pemerintah Hindia Belanda kepadanya pada tahun 1830 M. Â Perlawanan rakyat Bangka dipimpin Depati Amir disebabkan oleh penjajah Belanda yang penindasan terhadap rakyat Bangka menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan yang luar biasa bagi rakyat.Â
Pemerintah Hindia Belanda menetapkan kebijakan menyatukan administrasi pemerintahan atau bestuur) dan administrasi pertambangan, penyatuan ini menyebabkan kepincangan karena pejabat - pejabat pemerintah kolonial Belanda lebih mementingkan urusan enguntungkan bagi kepentingan pribadi dari pada memperhatikan kepentingan masyarakat.