Sekitar pukul 13.30 wib, hari Selasa (6/11) saya bersama teman dari Bagian Humas dan Protokol Setda Bangka tiba di rumah duka salah satu korban Lion Air JT 610 di kelurahan Kuday, Sungailiat. Dijadwalkan jenazah korban Lion JT 610 atas nama Hendra akan tiba.
Cuaca mendung masih menyelimuti kota Sungailiat. Setibanya di rumah duka di gerbang pagar pintu masuk tampak karangan bungan ucapan duka cita dari Lion Air Group. Seorang dari dalam rumah duka keluar mempersilakan saya masuk. Tampak sejumlah pelayat sudah berada di rumah duka.
Keluar lelaki tua dengan wajah lelah dan mata sembab mendekati. Saya mengucapkan belasungkawa kepada lelaki itu yang kemudian saya ketahui nama panggilannya Asak (68 tahun ) adalah ayah almarhum Hendra.
“ Anak saya Hendra, temannya banyak, waktu mau ke Jakarta memenuhi undangan temannya menikah meminta izin dahulu ke saya,” ujar Asak tersekat.
Almarhum Hendra sehari - harinya berdagang peralatan mesin di kawasan pasar atas Sungailiat. Sedangkan istrinya Riani asal Jakarta. Serta dua putranya tidak ikut serta dalam penerbangan itu, yakni putra tertua, Fabio yang sedang melanjutkan pendidikan di Malaysia dan adiknya Roby sekolah disalah satu SMA Swasta di Sungailiat.
Diantara para pelayat juga hadir Kapolres Bangka dan petugas dari Jasa raharja yang kesempatan itu memberikan santunan.
Informasi dari keluaga, almarhum Hendra akan dikebumikan di komplek pemakaman Kemujan Sungailiat dengan tata cara agama Khong Fu Tju, Rabu (7/11). Keluarga mengharapkan jasad istri dan putranya dapat segera ditemukan.
Selain jenazah Hendra, juga terdapat korban Lion JT 610 lainnya yang tiba di Sungailiat yakni Vera Yunita, alamat Jalan Teuku Umar Sungailiat dan langsung dikebumikan.
Salam dari pulau Bangka.