Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sulitnya Meninggalkan Mie Instan

14 Oktober 2018   07:19 Diperbarui: 15 Oktober 2018   02:43 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya ingat teman sesama pegawai di Pemkab Bangka, tapi tidak satu instansi. Ia bercerita habis dioperasi disebuah rumah sakit di Bandung, Jawa Barat. Ada tumor di kantong kemihnya. 

Setelah siuman dari operasi. Dokter yang mengoprasi langsung berkata, "sering makan mie instan ya." Teman saya itu mengingatkan saya agar tidak sering mengkonsumsi mie instan. Ia saban hari, terutama malam hari selalu mengkonsumsi mie instan. 

Ketika tumornya diangkat beberapa saat masih terlihat hidup (bergerak). Cerita kerabatnya yang mendampingi ketika operasi. Setelah operasi teman saya itu, tidak lagi bisa buang air kecil (pipis) secara normal tapi menggunakan kantong plastik yang disambungkan dengan selang dari bagian bawah perutnya. 

Ia hanya bertahan sekitar 2 tahun setelah itu meninggal dunia. Menjadi pengalaman yang berharga, dari cerita seorang teman yang kini telah tiada meninggalkan pesan yang berharga. Saya juga mengkonsumsi mie instan tapi tidak secandu teman saya itu. Tapi apakah benar mengkonsumsi mie instan yang berlebihan bisa begitu fatal akibatnya?

Saya percaya itu. Karena itu saya harus mengurangi mengkonsumsi mie instan.  Istri saya yang mendengar cerita teman saya itu mulai mengatur untuk tidak lagi sering makan mie instan. Tapi stok mie instan tetap tersedia di rumah sebagai jaga - jaga bila tidak ada lauk untuk dimakan. Apa lagi sudah mulai hujan seperti saat ini di daerah saya, jadi malas ke luar rumah untuk ke pasar. 

Sulit menahan lapar. Yang paling praktis dan cepat adalah menyajikan mie instan. Walau sudah tahu tidak sehat. Nikmat mie instan semakin terasa bila ditambah dengan bahan - bahan yang lain seperti telur, sayur dan tambah cabai agar lebih pedas sangat tepat dinikmati saat dingin hujan untuk menambahkan kehangatan. 

Jadi sulit meninggalkan mie instan. Walau tidak sering tapi mie instan seperti menjadi candu. Ada saatnya ingin mengkonsumsi.  Menurut saya, sekali - kali tak apalah asalkan jangan keseringan seperti kisah teman saya tadi. 

(Rustian Al Ansori) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun