Aku telah mencari jejakmu hingga ke pasir tepi pantai. Namun tak kutemukan, hanya jejakku sendiri yang dibuat dengan tergesa - gesa. Aku telah mencari dirimu ditempat yang ramai. Namun tak juga ditemukan , kali ini aku yang kehilangan jejakku sendiri yang terpenjara di tengah kota.
Keramaian telah menunda pertemuan yang seharusnya telah terjadi di meja kedai di ujung kota. Tapi kota sedang dikuasai gelisah yang tak berkesudahan karena kemarau telah meluluhlantakkan dengan kering yang sengsara. Masih menunggu lagi kepastian musim, ketika bulan dilewati. September, Oktober, November, Desember tak lagi dikuasai hujan yang membuat semakin tak pasti.
Aku akan menyelesaikan pencarian ini sebelum hujan turun tanpa kaki. Hujan akan menghapus semua bekas yang pernah dijejaki. Jejak kemarau akan dihabisi hujan. Ternyata musim berganti menjadi biasa. Selesaikan semua lara dalam semusim sebelum ditinggalkan lupa.
Sungailiat, 17 September 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H