Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kisah Serdadu Kalah Perang

14 September 2018   09:15 Diperbarui: 14 September 2018   09:21 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Serdadu yg sebelumnya sebagai penyuplay amunisi di kubu yg bertekuk lutut mencari perlindungan kepada Jendral di kubu yg menang. Kembali menawarkan amunisi, namun ditolak sang Jendral seraya berkata, "amunikasi kami tak perlu melimpah, yg paling penting strategi yang tertata, dengan prajurit yang kesetiaan."

Setia. Kata yang menyimpan banyak tanya. Serdadu memutar otak memaknai kalimat Jendral. Telah merasakan bakal terjungkal. Tak akan ada yang menerima. Telah ternoda. 

Serdadu ada dimana - mana. Mencari kesempatan bila ada sela. Jendral telah bertitah, "jangan pernah percaya dengan serdadu yang pernah luka, tak kan mau terulang menjadi luka parah." 

Serdadu Kalah perang ingin beralih haluan. Tak ada yang menerima karena hilang kepercayaan. Wajah puncak tak bernyawa. Telah kehilangan rasa. 

*

Sungailiat, 14 September 2018 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun