Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelukan Jokowi dan Prabowo Penyejuk Sejenak, Hargai Sportivitas

5 September 2018   20:12 Diperbarui: 6 September 2018   05:03 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moment menjelang terjadinya pelukan bersejarah di arena Pencak Silat Asia Games XVIII diambil dari tayangan SCTV (dokpri)

Asian Games XVIII usai. Pesta pun selesai. Indonesia telah berhasi menjadi tuan rumah dan juga sukses prestasi. Prestasi yang dicapai berada diurutan ke 4 pengumpul medali, merupakan prestasi terbaik yang pernah dicapai Indonesia selama keikutsertaan di multi event empat tahunan itu. 

Hasil yang diraih Pencak Silat sangat luar biasa dari 16 emas yang diperebutkan, Indonesia berhasil meraih 14 emas. 

Pencak silat sebagai cabang olahraga peraih medali terbanyak juga membuat moment yang menguatkan rasa persatuan dalam perbedaan. Pesilat Hanifan Yudani Kusuma peraih emas Asian Games XVIII tidak hanya mencatat sejarah karena prestasinya, namun telah menciptakan moment yang tidak terlupakan dengan memeluk presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto dalam balutan bendera Merah Putih.

Moment itu menyejukkan. Mendinginkan suhu politik yang mulai naik kubu keduanya baik Jokowi maupun Prabowo yang akan menalonkan kembali pada Pilpres 2019.  Menurut saya, peristiwa itu hanya sesaat saja bisa menyejukkan. Setelah itu suhu politik kembali naik dalam rivalitas Pilpres.

Lihat saja setelah peristiwa pelukan itu, beberapa saat statement dari semua kalangan menyejukkan, termasuk dari politisi. Baik politisi pendukung pemerintah maupun oposisi. Peristiwa itu telah berhasil menyejukkan suhu politik nasional. Namun beberapa saat kemudian kembali perang argumen terjadi terkait dengan kondisi nasional terkini, diantaranya terpuruknya nilai rupiah dari dolar. Gerakan #2019gantipresiden juga semakin ramai termasuk penolakannya. Belum lagi di sosial media berita hoax berseliweran terkait dengan rivalitas Pilpres.

Saya menyebut pelukan itu dengan penyejuk sejenak. Jokowi dan Prabowo sedang bersama insan olahraga Pencak Silat yang menghargai jiwa sportivitas. Kalau Pilpres itu olahraga, jiwa sportivitas pasti akan terbawa. Tapi perebutan kekuasaan bukan olahraga. Tidak menjamin adanya sportivitas.

Setidaknya Pencak Silat sebagai olahraga yang mengajarkan saling menghargai serta filosofi didalamnya dapat menjadi panduan ke dua tokoh bangsa Jokowi Prabowo dan para pendukungnya untuk berjiwa satria yang menjunjung tinggi sportivitas ketika Pemilu 2019. (Rustian Al Ansori)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun