Tradisi Makan Basamo Warga Minang Bangka digelar di Sungailiat, kabupaten Bangka yang disatukan dengan kegiatan sosial peduli masyarakat Lombok yang sedang dilanda bencana gempa bumi.Â
Kegiatan tersebut digelar dalam rangkaian merayakan Idul Adha 1439 H.Â
Ketua Ikatan Warga Bangka Boy Yandra menjelaskan, makan basamo merupakan tradisi slwarga Minang yang mengambarkan sifat kegotong royong dan kebersamaan.Â
Makan basamo atau makan bersama itu dilaksanakan usai pemotongan hewan kurban sapi di mushola Almuslimin di  jalan Tonghin, Sungailiat Rabu ( 22 /08).Â
" Kegiatan ini bisa melepas rindu kampung halaman, " ujar Boy.Â
Warga Minang di Bangka berkurban sapi setiap tahunnya, yang dagingnya dibagi-bagikan ke masyarakat. Â Setelah itu dilanjutkan tradisi masak bersama - sama dengan juru masaknya berasal dari hampir seluruh rumah makan yang ada di Bangka yang turut hadir membantu. Cita rasa makanan yang dimasak dijamin makyus.Â
"Sifat gotong royong dan memecahkan masalah bersama, Barek samo dipikul ringan samo dijinjing tercipta dalam tradisi makan basamo, " ungkap Boy Yandra.Â
Boy Yandra mengakui, Â makan basamo sering dilakukan masyarakat Minang diperantauan dimana biasanya di acara perkawinan atau acara adat lainnya yakni daging yang sudah masak disajikan dengan wajan besar, untuk selanjutnya setelah doa dibacakan baru orang yang dituakan dan penasehat yang memulai menyantap makanan yang sudah terhidang.Â
Mushola tempat kegiatan makan basamo ini juga menjadi  tempat anak-anak belajar membaca Alquran, majelis taklim dan pertemuan bulana warga Minang Bangka. Adat makam bersama ini selalu dilaksanakan  dan akan terus dibudayakan dirantau orang yang akan memperlihatkan bahwa warga Minang diperantauan selalu bersama, bersatu,  kompak dan bergotong royong.