Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memotivasi Anak Menanam Bakau di Tengah Ancaman Penambang Liar di Bangka

26 Juli 2018   21:22 Diperbarui: 26 Juli 2018   21:43 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak - anak yang akan menanam bakau di Pantai Rebo Sungailiat (foto Rustian Al Ansori)

Pelajar Sekolah Dasar ( SD ), Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) dan Sekolah Menengah Atas ( SMA ) diikutsertakan dalam penanaman bibit Bakau ( Mangrove ) di kawasan pantai Rebo Sungailiat, Kabupaten Bangka.

Pantai yang berjarak sekitar 10 km dari pusat kota Sungailiat ini sudah lululantak sebelumnya akibat kegiatan penambangan timah. Ingin dikembalikan Yayasan Ikebana Kenanga kepada kondisi semula yakni hutan Bakau yang rimbun dengan udang, ikan dan kepiting yang hidup dan berkembang biak sebagai sumber penghidupan masyarakat sekitarnya. Penanaman Bakau yang dilakukan sudah dimulai sejak 9 tahun lalu.

Diantara Mangrove yang di tanam masih ada kegiatan penambangan di Pantai Rebo Sungailiat dilihat dari kejauhan (dokpri)
Diantara Mangrove yang di tanam masih ada kegiatan penambangan di Pantai Rebo Sungailiat dilihat dari kejauhan (dokpri)
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman menyemangati anak - anak agar memelihara pohon bakau (dokpri)
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman menyemangati anak - anak agar memelihara pohon bakau (dokpri)
Kembali pada peringatan hari Mangrove se Dunia tahun 2018 ini Yayasan Ikebana  yang dipimpin Ervawi itu menggandeng Pt Timah Tbk, PT PLN, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan Pemkab Bangka menanam 5000 bibit Bakau dan dilepas 500 ekor Kepiting Bakau. 

Keikutsertaan pelajar SD dalam penanam pohon Bakau itu menjadi perhatian Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman. Terjadi dialog antara Gubernur dan keluguan anak - anak. Gubernur Erzaldi mengajak anak - anak memeilihara pohon Bakau yang sudah ditanam, sebagai wujud dari upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan pulau Bangka yang dirusak kegiatan penambangan timah sudah berlangsung ratusan tahun.

Sejumlah anak SD, SMP, SMA serta para pejabat dan aktifis lingkungan masing -masing mendapatkan satu pohon Bakau untuk ditanam ditepi pantai Rebo. Anak - anak yang sudah diajarkan sejak usia dini diperkenalkan dengan kegiatan koservasi begitu semangat mengikuti kegiatan tersebut. Mereka didampingi gurunya masing - masing menanam pohon Bakau yang sudah dibagikan. Namun ditengah kegiatan penanaman bibit bakau itu, dari kejauhan tampak peralatan penambangan yang ditinggalkan para penambang. Para penambang liar itu tidak melakukan aktifitas penambangan ketika banyak orang berkumpul melakukan penanaman bibit Bakau.

Dokpri
Dokpri
Setelah Bakau itu ditanam, dan pantai Rebo kembali sepi sudah pasti para penambang itu akan melakukan aktifitas penambangan. Setip tahun setiap kali peringatan Hari Mangrove se Dunia yang ditetapkan tanggal 26 Juli itu, Yayasan Ikebana Kenanga selalu memperingatinya. Mengajarkan anak - anak peduli terhadap lingkungan dengan menanam Bakau, kontrakdiktif dengan kondisi sekitarnya yakni penghijauan yang dilakukan selalu diintai perusak lingkungan  yang akan dilakukan para penambang liar. 

Para siswa SD, SMP dan SMA tidak peduli dengan kegiatan penambangan  timah, karena bukan urusan mereka untuk menghalaunya. Tapi sikap para penegak hukum yang belum terlihat nyata membawa efek jera dengan menjerat para penambang itu melalui hukuman yang berat.

Bibit bakau yang baru ditanam (dokpri)
Bibit bakau yang baru ditanam (dokpri)
Ike Bana sudah memulai mengajarkan anak - anak sejak usia dini untuk melestarikan lingkungan. Seperti buku yang ditulis Ketua Yayasan Ikebana Kenanga Ervawi berjudul “ Mangrove Investasi Dunia Akhirat “ yang sempat dibagikan kepada para undangan dalam kegiatan memperingati hari Mangrove se Dunia, termasuk saya juga mendapatkan buku setebal 194 halaman itu.

Buku ini ditulis berangkat dari rasa keprihatinan terhadap kerusakan hutan Mangrove di pesisir pantai Rebo, kelurahan Kenanga, Kecamatan Sungailiat. Keyakinan Ervawi adalah, selama Mangrove yang ditanam masih tumbuh dan menciptakan ekosistem baik untuk keberlangsungan mahluk hidup di dunia ini, maka yang mensupport dan menanam akan terus mendapat aliran amal pahala terus menerus. 

Salam dari pulau Bangka

Rustian Al Ansori

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun