Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

THR Jangan Dititipkan, Bisa Tak Sampai

6 Juni 2018   21:26 Diperbarui: 6 Juni 2018   22:28 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: suarapemredkalbar.com

Menghadapi Hari Raya Idul Fitri sudah menjadi ketentuan peraturan perundang - perundangan perusahaan wajib memberikan Tunjangan Hari Raya ( THR ) kepada para karyawan.

Pemerntah melalui Kementerian Tenaga Kerja hingga Dinas yang terkait dengan penangan para pekerja dari tingkat Provinsi, hingga kabupaten, melakukan pengawasan sejak lama terhadap perusahan sejauh mana kepatuhan mereka dalam membayar THR bagi karyawan. Aparatur pemerintah mengawasi pembayaran THR kepada buruh perusahaan, namun pemerintah sendiri tidak membayarkan THR kepada para pegawainya.

Baru setelah beberapa tahun terakhir ini setelah Presiden Joko Widodo mengeluarkan kebijakan, yakni memberikan THR bagi Aparatur Sipil Negera ( ASN ), selain adanya gaji ke 13. Disamping ada THR yang dibayar perusahaan swasta dan pemerintah, ada pula tradisi dari perseorangan yang mendapatkan rezeki lebih untuk membagikan rezekinya ( memberi THR  ) kepada teman - temannya dan kerabat. 

Hal itu terjadi sebelum ada Komisi Peberantasan Korupsi (KPK) yang tahun ini kembali melarang ASN menerima THR dari pihak lain,biasanya dilakukan perseorangan. 

THR dari perseorangan itu  diberikan biasanya ketika sedang menggelar berbuka puasa bersama, yang diserahkan  diserahkan langsung oleh yang memiliki hajat. Tapi ada juga THR dititipkan untuk disampaikan kepada yang sudah diniatkan dari pemberi THR. Aku mengalami pengalaman kurang menyenangkan beberapa kali tentang THR yang dititipkan melalui orang lain yang harusnya diberikan kepadaku. 

THR itu tidak pernah sampai. Bagiku ini hanya lantaran karena aku belum waktunya mendapatkan rezeki saja. Aku tidak marah, apa lagi dendam. Aku sudah memaafkan orang yang tidak amanah itu.

Saya ungkapkan 2 pengalaman saja yang terselip kekecewaan walau tidak berlarut-larut , pengalaman 1 yakni ada janji yang diungkapkan. Ketika saya harus bertugas di malam Idul Fitri, pimpinan saya sempat menyampaikan pesan sebelum kegiatan itu dilaksanakan yakni pawai takbir.

"Ada tambahan dari bapak, " ucapnya kepadaku.

Aku sudah tahu maksudnya bahwa bakal ada uang yang akan diberikan, biasanya bos besar menitipkan tambahan tadi kepada pimpinanku itu. Ternyata hingga usai acara, bahkan sudah bertemu dengan lebaran berikutnya, apa yang dikatakannya bahwa tambahan dari bapak itu tidak pernah disampaikan kepadaku.

Pengalaman 2, Aku baru tahu setelah selesainya Idul Fitri yang terjadi beberapa tahun silam ketika aku masih  bekerja di lembaga penyiaran. Aku yang biasanya meliput di Pemda, waktu Bupati menggelar buka puasa bersama tidak sempat hadir. Ternya ada THR, yang disampaikan pimpinan Humas Pemda. Karena aku tidak hadir, THR itu dititipkan kepada pimpinanku. Titipan THR itu juga tidak pernah kuterima.

Cukup 2 saja pengalaman yang kuungkapkan. Jadi bila ada niat ingin memberikan THR kepada siapapun janganlah pernah dititipkan, tapi diserahkanlah langsung karena ada kebahagiaan tersendiri melihat raut wajah kebahagiaan dari orang yang diberikan. Sebenarnya ini sadaqoh, karena sudah terbiasa ketika memberikan sesuatu saat puasa menjelang lebaran disebut saja dengan THR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun