Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kebiasaan Membaca Koran Dikalahkan oleh Media Daring

4 Maret 2018   08:25 Diperbarui: 4 Maret 2018   11:18 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya masih tetap membaca koran setiap pagi.  Walau beberapa teman sudah meninggalkan dan beralih ke telepon pintar masing - masing. 

Koran sudah dinilai tidak aktual lagi pemberitaannya, mereka lebih memilih media online yang dinilai lebih cepat. Berbagai pertimbangan dan penilaian sehingga beberapa teman tidak lagi berlanggan koran. Pergeseran itu pasti akan berpengaruh kepada jumlah oplah pelanggan. 

Terutama yang terasa bagi perusahaan pers di daerah karena pergeseran dari kecenderungan kesukaan pembaca lebih memilih media online. Harapan perusahaan pers di daerah yang masih banyak oplah berlangganan yakni yakni bertumpu pada Pemda - Pemda. 

Mengapa saya masih tetap suka membaca koran? Membaca koran saya rasa lebih lengkap dan panjang pemberitaannya,  ketimbang media online.  Selain itu tuntutan pekerjaan karena harus terus melihat perkembangan berita di media massa,  sebagai praktisi humas Pemda. 

Karena itu saya berani mengatakan bahwa, oplah penjualan koran di daerah terbesar itu di Pemda. Begitu pula Pemda masih cenderung memasang iklan,  edvetorial dan bentuk promosi lainnya di koran ketimbang media online. 

Koran atau surat kabar di daerah masih sangat tergantung dengan jumlah oplah sebagai pemasukan keuangan selain iklan tentunya. Namun tidak semua orang yang meninggalkan kebiasaan membaca koran pada pagi hari. Masih ada juga yang militan membaca koran. Seperti diantaranya sebagai ilustrasi di pagi hari di perempatan jalan lampu merah di Sungailiat, tempat saya tinggal masih ada yang membeli koran dari penjual yang menawarkan di pinggir - pinggir jalan. Berarti masih ada yang suka membaca koran. 

Penurunan jumlah oplah berlangganan surat kabar diungkapkan beberapa teman yang bekerja di perusahaan pers daerah. Pembaca koran yang masih tetap bertahan karena mereka yang memiliki hoby yang kuat untuk membaca. Disamping para pembaca koran gratis di kantor - kantor pemerintah dan swasta yang langganannya dibayar kantor.  Sedangkan masyarakat yang berhenti berlangganan koran, bisa disebabkan faktor ekonomi dan juga karena kesukaan  cenderung melihat media Online. 

Demikilah sekedar catatan singkat pendapat dan pengalaman saya. 

Salam dari pulau Bangka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun