Akibat hujan beberapa hari terakhir ini sekitar 10 hektar lahan padi di desa Banyu Asin, kecamatan Riau Silip, kabupaten Bangka terendam air. Petani menjadi resah bila air terus merendam beberapa hari kedepan pohon padi akan busuk.
Sejumlah petani menyampaikan kekhawatiran terhadap kelangsungan tanaman padi mereka, mengingat saat ini pohon padi yang sudah setinggi betis kaki orang dewasa itu akan mati sebelum dipanen.
Petani desa Banyu Asin Jali (60 tahun) menyampaikan keresahannya bahwa padi yang sudah ditanam satu bulan lebih itu akan gagal tumbuh hingga gagal panen.
" Genangan air bisa membikin busuk pohon padi, " kata Jali.
Menurutnya, lahan yang terkena banjir merupakan lahan yang baru dibuka, dimana setiap rumah tangga di desa Banyu Asin mendapatkan seperempat hektar.
Sedangkan di lahan lama yang baru dilakukan penanaman perdananya oleh Bupati Bangka Tarmizi Saat dalam kondisi aman, tidak terendam air.
![Lahan perkebunan desa Banyu Asin (dok. Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/10/14/img-20171012-00478-59e1df1f7aafb27daf757ef2.jpg?t=o&v=770)
Ia tidak hanya memantau genangan air, namun juga memantau hama yang kemungkinan menyerang padi para petani desa Banyu Asin.
" Pemantauan hama padi ini biasanya saya lakukan bersama para petani pada malam hari, setelah terpantau baru akan dilakukan langkah penanganan hama," kata Bustaman.
Menurutnya, aktifitas penyuluh pertanian di kabupaten Bangka terus dilakukan pemantauan Bupati Bangka dan juga Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangka.
" Sebagai penyuluh selalu berada di lapangan untuk memberikan pelayanan kepada para petani," ujarnya.