Minat pencari kerja untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat besar. Data pada Sistem Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS ) Badan Kepegawaian Negara ( BKN ) mencatat hingga 18 September 2017 pukul 15.28 mencatat 605.710 orang.
Jumlah pelamar itu merupakan calon peserta seleksi CPNS di lembaga dan kementerian. Banyaknya peminat yang ingin menjadi Aparatur Sipil Negera ( ASN ), menunjukkan kerja sebagai abdi negara itu sangat digandrungi. Kendati dengan gaji yang tidak tinggi bila dibandingkan bekerja di perusahaan swasta. Penampilan gagah, dengan uniform kelihatan berwibawa, para anak muda pencari kerja, sangat senang dengan hal ini. Bisa sebagai prestise diri.
Kendati gaji kecil, PNS ketika pensiun mendapat tunjangan pensiun yakni menerima pensiun setiap bula dalam mengisi hari tua, hal ini menjadi salah satu daya tarik bagi pencari kerja. Setelah menjadi PNS, komitmen sanggup hidup dengan gaji kecil dapat bertahan hingga akhir masa bhakti perlu ada pembuktian. Siapkan mental bakal menghadapi godaan untuk mecari uang tambahan guna menutupi gaji yang kecil. Tidak masalah kalau melakukan aktifitas bisnis halal di luar tugas sebagai PNS, yang menjadi masalah mecari uang lebih dari kegiatan di kantor dengan cara curang alias korupsi.
Saya 20 tahun lebih sebagai PNS merasakan besarnya gondaan itu. Tidak curang saja dalam pekerjaan, namun karena kekeliruan administrasi bisa saja terkena jeratan hukum. Sudah banyak terjadi PNS terjerat masalah hukum. Baik itu bendahara, Pengguna Anggara (PA), PPK, PPTK dan lain -- lain yang terlibat dalam pengadaan barang dan jasa.
Siap menjadi PNS, berarti sudah siap mental untuk mengadapi segala godaan. Begitu pula siap menghadapi masyarakat, karena PNS bukan untuk dilayani tetapi menjadi pelayan masyarakat, Belum lagi menghadapi berbagai tipe manusia dari sesama PNS maupun pegawai kontrak di lingkungan kerja.
Jangan sampai setelah jadi PNS muncul stres, karena tidak kuatnya mental menghadapi berbagai tekanan. Selamat mencoba, semoga sukses.
Rustian Al Ansori.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H