Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jemaah Haji Wafat, Duka Keluarga Menyambut Koper Pulang

12 September 2017   05:56 Diperbarui: 12 September 2017   08:35 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Sorayah Mekkah (dok. Pribadi)

Gelombang pemulangan jemaah Indonesia saat ini terus berlangsung di masing - masing embarkasi, khususnya bagi jemaah yang telah melaksanakan seluruh rukun haji. Sebagian sudah tiba kembali di Tanah Air, sebagi lagi masih menunggu giliran dipulangkan baik dari Jedah, maupun dari Madinah.

Untuk yang di Madinah, khusus bagi jemaah yang akan menyelesaikan Arbain yakni melaksanakan sholat wajib selama 40 waktu atau sekitar 10 hari berada di Madinah. Sementara keluarga di Tanah Air menunggu kepulangan para jemaah dengan terus berdoa agar selamat tiba di Tanah Air, baik itu orang tua mereka, sahabat, kerabat dan lain - lain. Namun bagi keluarga yang meninggal dunia rasa sedih akan terasa sangat berat.

Saya mengalami hal itu pada tahun 2005, saat ayah saya menunaikan ibadah haji. Dikabarkan meninggal dunia pada saat menunggu kepulangan ke Tanah Air setelah menyelesaikan rukun haji. Ayah di makamkan di Soraya. Makam Soraya terletak di pinggiran kota Mekkah, 20 km di sebelah Utara.

Pada saat jadwal pemulangan para jemaah tiba, kesedihan mulai terasa. Kami menunggu cerita - cerita saat meninggalnya ayah di Mekkah dari jemaah satu rombongan dengan almarhum. Kesedihan itu pecah ketika salah satu kerabat kami mengantarkan koper yang dibawa alamarhum  ke rumah dengan isi yang masih utuh, lengkap dengan ole - ole yang sebagian merupakan inisiatif jemaah satu rombongan yang membeli.

Almarhum berangkat ke Tanah Suci tampak sehat, namun saat pulang hanya kopernya yang kembali. Namun kesedihan itu harus segera berakhir. Kepergian almarhum selamanya di Tanah Suci harus diikhlaskan.

Tiga tahun kemudian, saya berkesempatan berada di Tanah Suci. Kesempatan ini saya manfaatkan untuk berziarah ke makam Soraya. Makam yang berada di kawasan seluar sekitar 4 hekta. Di pintu masuk komplek pemakaman sudah tampak belasan ambulance pengangkut jenazah.

Untuk memasuki ke dalam komplek pemakaman harus medapat izin dari para pejaga, Saya bisa melihat komplek pemakanan, namun saya tidak mengetahui dimana posisi makam almarhum karena tidak ada nama diantara ratusan bahkan ribuan makam yang lain. Hanya doa yang dapat dipanjatkan. Niat saya terkabul, “ Sebelum saya berziarah ke makam Rasulullah, saya akan menziarahi dahulu makam ayah saya.” Itu saya lakukan sebelum pelaksanaan Wukuf sebelum saya ke Madinah untuk menziaraih makam Rasulullah SAW.

Makam Soraya merupakan makam dihkususkan bagi jemaah haji yang bukan warga Mekkah yang meninggal duni. Sebelumnya jemaah haji yang meninggal dunia di Makamkan di Makla. Makla sekarang ini khusus untuk warga Mekkah yang meninggal dunia.

Catatan ini kembali teringat ketika 8 tahun lalu, yang juga hal serupa dialami keluarga jemaah haji yang yang anggota keluarganya meninggal dunia saat melaksanakan ibadah haji tahun ini.

Rustian Al ansori

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun