Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Politik Ketupat

24 Juni 2017   08:10 Diperbarui: 24 Juni 2017   22:26 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua helai yang terpisah dirangkai menjadi satu

Menyatukan ratusan butir hingga menjadi kesatuan yang utuh

Wahai, para pemimpin belajarlah dari Ketupat

Kalian berdua terus menjadi bungkus yang kokoh

Menyatukan ratusan juta jiwa yang tak terbelah

Terbelah karena perbedaan agama

Terbelah karena berbeda suku

Terbelah karena beda pandangan politik

Tetaplah menjadi Ketupat bagi rakyat

Rakyat yang kenyang tak kelaparan

Ketupat terbelah untuk disantap ketika lebaran

Setelah silaturahmi yang semakin kuat

Kendati terbelah dapat dinikmati, enak

Para pemimpin berkacalah sudahkah bikin enak rakyat

Masih ada yang miskin tak dapat raskin

Masih ada yang tak mampu tak dapat berobat gratis

Masih ada rakyat yang terlantar

Akibat kezoliman karena curang beramain data

Bukan yang dekat aparat desa diabaikan

Inilah Ketupat lebaran buat para pemimpin

Jangan jadikan politik Ketupat menjadi Ketupat politik

Bantu yang miskin tidak untuk pencitraan

Memang sulit cari pemimpin yang Ikhlas

Terlalu banyak kepentingan diotaknya

Jangan sampai membuatnya pikun

Pikun kepada Tuhan

Pikun kepada rakyatnya

Mari kita doakan para pemimpin, agar ia masuk surga

Sungailiat, 24 Juni 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun