Tince dibuat jadi marah besar.
***
Beban pikiran membuat gula darah suaminya meningkat, sehingga harus diopname di rumah sakit. Suaminya terbaring di satu ruangan rawat inap di rumah sakit, namun pikirannya tidak konsentrasi dengan penyakit suaminya tapi lebih cemas dengan jabatan suaminya yang bakal hilang.
Tuhan berkehendak lain, tepat satu minggu di rawat di rumah sakit suaminya pun menghembuskan napas terakhir. Tince pun jadi janda dengan tiga orang anak.
Tince tidak sangguh menerima musibah dan kenyataan hidup yang dihadapainya.
Senyum dan tatapan Tince menjadi liar, bila melihat perempuan melintas di jalan depan rumahnya benda apapun yang ada di dekatnya akan dilemparkan kepada arah perempuan yang melewati jalan di depan rumahnya.Begitu pula bila melihat laki – laki yang mengenakan pakaian rapi orang kantoran, Tince akan berteriak sekeras – kerasnya, ” abang! abang! abang! ”.
” Perempuan itu sudah gila, ” kata orang – orang yang melewati jalan dekat rumah Tince.
Sungailiat,4 Desember 2013.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H