Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tince

27 Februari 2014   00:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:26 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

” Aku tidak akan pernah lagi berbicara dengan mereka, ” umpat Tince kesal.

Ayahnyayang menikahi beberapa perempuan, bahkan setelah dinikahkanditinggalkan begitu. Membuat Tince cemas yang luar biasa, karena peristiwa serupa akan terjadi pada dirinya. Pada suatu kesempatan Tince curhat kepada ibunya.

” Dulu kau bangga dengan suamimu yang tampan, sekarang jadi muncul kecemasan, ” katana ibunya kepada Tince.

Ibunya ringan saja menanggapi keluhan Tince.

” Kalau nasib ibu dan kamu harus dimadu ya kita terima saja, bapaknya yang tidak tampan saja banyak istrinya, ” ujar ibunya.

Tambah beban pikiran Tince menjadi tidak karuan. Ibunya bukannya dapat menenangkan pikirannya.

” Aku tidak mau dimadu, ” teriak Tince.

***

Kembali malam ini Tince tidak bisa tidur.

Ia melihat lumat – lumat wajah suaminya yang sedang mendengkur panjang.

Tince terkejut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun