Mohon tunggu...
Rusti Nur Anggraini
Rusti Nur Anggraini Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Yogyakarta prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2014

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Persembahan Mahasiswa UGM Penerima Beasiswa Nurul Fikri

13 Januari 2015   23:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:13 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1421142146194949315
1421142146194949315

Mahasiswa penerima beasiswa Yayasan Nurul Fikri persembahkan aksi donor darah dan malam apresiasi bertemakan Anonim, tanpa nama bukan berarti tanpa jasa pada hari Minggu 11 Januari 2015. Aksi donor darah dilakukan di area selasar kiri masjid kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) sejak pukul 08.30 WIB, sedangkan malam apresiasi dilakukan di Auditorium Fakultas Kedokteran pukul 19.00 WIB.

Aksi donor darah yang diselenggarakan di area selasar kiri masjid kampus UGM ini mendapat apresiasi yang baik oleh masyarakat. Hilir mudik masyarakat mengikuti serangkaian donor darah ini dengan baik. Selain aksi donor darah, sejumlah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari yayasan Nurul Fikri ini juga menggelar aksi tensi darah maupun beberapa tes kesehatan yang lain. Acara donor darah dan pemeriksaan kesehatan ini bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia(PMI) Yogyakarta. Acara donor darah serta pemeriksaan kesehatan ini berlangsung sampai dengan pukul 14.00 WIB.

Persembahan dari beberapa mahasiswa yang bertemakan anonym, yaitu tanpa nama bukan berarti tanpa jasa ini merupakan tugas akhir mereka pada semester ini di yayasan Nurul Fikri. Untuk memenuhi tugas akhir ini, karena pada bulan November lalu bertepatan dengan hari pahlawan maka tema anonym inilah yang mereka ambil. Mengambil inspirasi beberapa tokohdi Yogyakarta yang bisa disebut dengan pahlawan tapi pahlawan yang tidak terekspose media. Mereka memberikan manfaat kepada masyarakat tapi tanpa ada media yang mengekspose.

Setelah serangkaian kegiatan donor darah dan pemeriksaan kesehatan usai, malam harinya disambung dengan malam apresiasi anonym. Acara ini dihadiri oleh beberapa pejabat, seperti direktur ADITV,Rengga. Selain itu ada Ustadz Jazir yang merupakan ketua Yayasan Nurul Fikri. Selain itu masih ada beberapa pejabat lainnya. Pada malam apresiasi anonym ini memuat agenda pemutaran film documenter tentang beberapa pahlawan yang ada di Yogyakarta yang tidak terekspose media. Penyangan 5 video documenter dari 10 video documenter yang telah diseleksi. Lomba ini hanya diberlakukan untuk 60 mahasiswa penerima beasiswa dari Yayasan Nurul Fikri yang terdiri dari 30 mahasiswa dan 30 mahasiswi. Selain penayangan video documenter tersebut, juga ditampilkan sebuah teater dari tim teatrikal Universitas Gadjah Mada.

Video yang ditampilakan yaitu relawan tanggap bencana di daerah Wukirsari, Imogiri. Aksi pembersihan jentik nyauk secara rutin di desa Palagan, Pendowoharjo, aksi penghijauan lingkungan di daerah Gunung Kidul, dan aksi pembersihan kali Code.

Teater yang ditampilakan pada malam apreiasi anonym tersebutmenceritakan sebuah kisah masyarakat di daerah Kabupaten Kulon Progo yang terjangkit virus HIV serta Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebabkan karena banyaknya masyarakat disana yang menjadi TKI di luar negeri yang kemudian menghasilkan anak hasil hubungan gelap dengan majikannya. Dan menjadi turun temurun untuk melakukan seks diluar nikah yang dilakukan oleh anak-anak hasil hubungan gelap para TKI dengan majikannya hingga terjadilah PMS. Diceritakan juga bahwa di daerah ini hanya ada satu bidan saja yang disuruh melakukan aborsi tetapi tidak mau meskipun disodori dengan gelimpahan uang demi menjaga sumpah profesinya.

Pada malam acara ini beberapa pihak yang hadir memberikan apresiasinya. Bahkan direktur dari ADITV inimenawarkan agar para mahasiswa mengikuti lomba yang akan diadakan ADITV, mendatang dengan hadiah 3 tiket ke USA. Dari kelima video documenter yang ditayangkan tersebut dipilih menjadi 3 kategori yaitu video terbaik, tervaforit, dan terinspirasi. Dengan kategori terbaik dan terfaforit dimenangkan oleh Totok Pratoto, seorang relawan lingkungan di sekitarkali Code, dan video terinspiratif yabg dimenangkan oleh Nanang, penghijau lingkungan dan pendiri sekolah pertanian di daerah Gunung Kidul.

Yayasan Nurul Fikri sendiri menyelenggarakan Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis(PPSDMS) untuk seluruh mahasiswa UGM sejumlah 60 anak melalui pendidikan di asrama selama 2 tahun dengan uang saku Rp.1.500.000/bulan. Selain di UGM, PPSDMS ini juga diselenggarakan di Bandung(UNPAD), Surabaya(ITS), Jakarta(UI), dan akan melebarkan sayapnya di seluruh nusantara untuk mewujudkan mimpi-mimpi generasi yang memiliki jiwa muda berkrya dan juga berprestasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun