Diakui atau tidak Reuni akbar 212 yang mengusung konsep konsolidasi umat islam melawan kezaliman dan menegakkan keadilan sedikit banyak pasti bersinggungan dengan politik. Sebab memang aksi yang melatarbelakangi 212 tahun 2016 disebabkan karena ulah penghinaan Al quran  oleh tokoh politik Cahaya Basuki Purnama (Ahok) dan merupakan bagian dari politik juga.
Reuni 212 dua diadakan tidak bisa dijauhkan dari politik meski sebagian orang menyarankan agar tidak membahas politik praktis, namun rasa-rasanya akan sangat sulit memisahkannya. Persoalannya memang kesadaran masyarakat berpolitik dalam islam sudah semakin meningkat. Sehingga politik sekarang tidak bisa dipisahkan dari agama.
Banyak pidato-pidato dari pembicara acara reuni 212 yang mengarah kepada bagaimana agar tahun 2019 terjadi pergantian kekuasaan. Mereka menegaskan bahwa transformasi itu sudah selayaknya karena belum ada kemajuan yang signifikan selama kepemimpinan Jokowi. Yang terjadi justeru banyaknya catatan-catan hitam berkaitan dengan rasa keadilan umat islam. Kasus persekusi ulama, kriminalisasi ulama, Â sampai ke masalah ekonomi belum membaik dinegeri ini.
Ditambah lagi dengan penegasan Habib Rizieq yang dalam rekaman pidatonya jelas menginginkan agar tahun 2019 terjadi pergantian kepemimpinan di negeri ini.
Kedatangan Capres Prabowo di acara reuni 212 kemarin, seakan menjadi insyarat yang kuat bahwa Prabowo sudah "resmi" didukung oleh alumni 212 meskipun belum tentu semua yang hadir mendukunya. Kedatanganya meski bukan dalam rangka kampanye tapi sapaannya mengisyaratkan akan kebutuhan dukungan untuk maju sebagai capres.
Sebenarnya saya sangat berharap Pak Jokowi juga diundang datang ke acara agar keduanya hadir di tengah-tengah kerumunan massa. Boleh jadi dengan kedatangan kedua capres tersebut bisa lebih mendinginkan suasana menjelang kampanye legislatif dan kampanye capres cawapres. Apa lagi kalau memang bisa sampai berpelukan dihadapan jutaan muslim peserta 212 tentu suasana yang ada akan lebih sejuk.
Bekal reuni alumini 212 tentu menjadi keuntungan sendiri bagi tim Prabowo dan semakin membuat percaya diri menghadapi pilpres nanti. Kegiatan reuni 212 menjadi modal awal meraih simpati masyarakat muslim.Â
Prabowo dengan alumni mujahid 212 saling membutuhkan. Karena alumni 212 Â sepertinya sudah kehilangan harapan aspirasinya di dengar oleh Jokowi. Prabowo yang juga membutuhkan dukungan yang kuat dari berbagai kelompok masyarakat mengingat lawan yang dihadapinya merupakan petahana yang masih memiliki basis dukungan yang kuat termasuk didukung oleh partai-partai besar seperti golkar, PDIP, PPP, Nasdem. Maka bisa dipastikan pertarungan pilpres nanti semakin menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H