Bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala menyisakan kesedihan dan penderitaan sendiri. Kekurangan makanan, penyakit dan tidak meratanya distribusi bantuan akibat penjarahan menyebabkan banyak warga yang harus mengungsi keluar daerah seperti ke Manado atau Makassar.Â
Di Kota Makassar sendiri sudah ada sekitar 8000 pengungsi yang datang. Kemarin  (Kamis, 4 Oktober 2018 )pengungsi  tiba dari Palu sekitar 30 Bus yang diantar langsung ke Asrama haji Sudiang dan sejumlah 1.609 pengungsi tiba di Pelabuhan Sukarno Hatta yang disambut langsung oleh Gubernur Sulawesi Selatan Prof. Nurdin Abdullah, Menteri Pertania Amran Sulaiman serta walikota Makassar. Diantaranya ada balita, anak-anak, ibu-ibu serta lansia.
Penyambutan yang berlangsung dengan suasana kesedihan mendalam. Sejumlah pengungsi yang bertemu dengan keluarganya berpelukan dan menangis seolah-olah ingin menggambarkan suasana batin yang begitu sakit. Sebagian pengungsi yang terluka akan dirawat di beberapa  rumah sakit di Makassar.Â
Kabar yang paling menyedihkan ada sekitar 100an anak yang diungsikan ke Makassar tidak ditemani oleh orang tua mereka karena  terpisah dan ada yang menjadi korban bencana alam. Anak-anak membutuhkan bantuan seperti popok, susu, pakaian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Banyak berita simpang siur mengenai anak pengungsi  yang tidak memiliki orang tua. Tersebar kabar bahwa dibuka kesempatan bagi warga yang ingin mengadopsinya. Namun berita tersebut dibantah oleh pihak rumah sakit.Â
Pihak rumah sakit daerah Makassar mengatakan bahwa berita yang sudah beredar di media sosial adalah berita hoaks alias palsu. yang paling penting sekarang adalah memastikan anak-anak berada ditempat aman. Jangan sampai dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab misalnya dengan melakukan trafficking anak-anak pengungsi untuk dieksploitasi, semoga tidak.
Sedikit atau banyak bantuan kita merupakan bukti kepedulian dan cinta  kita terhadap sesama anak negeri. Mudah-mudah bencana ini cepat tertangani dan semuanya kembali normal seperti dulu lagi. Amiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H