3. Satu kebohongan akan ditutupi kebohongan yang lain
Dalam kasus kebohongan ini, Ratna Sarumpaet melakukan kebohongan beberapa kali. Mulai dari memalsuka identitas ketika masuk rumah sakit untuk sedot lemak, kemudian diikuti kebohongan akan penganiayaan dirinya dengan foto-foto babak belur, kebohongan berlanjut dengan menyampaikan ke khayalak ramai bahwa dirinya dianiya dan berhasil karena hampir semua percaya dengan berita tersebut.
4. Berbohong bisa dilakukan oleh siapa saja
Kalau kita melihat sepak terjangnya selama ini yang sangat aktif melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya ingin memperbaiki keadaan negeri ini. Maka sangat sulit membayangkan Ratna Sarumpaet akan melakukan kebohongan seperti itu. Namun toh faktanya dilakukan.
5. Berani Jujur itu hebat
Keberanian Ratna Sarumpaet untuk mengakui semua kebohongannya harus diapresiasi (meski mungki dia melakukannnya karena keterdesakan). Berani mengakui ketidakjujurannya merupakan sifat ksatria ditengah-tengah kondisi masyarakat yang tidak berani berbuat jujur. Beliau mengakui berbohong dan merekayasa kondisi yang sebenarnya. Â Â
Instropeksi bagi kita semua bahwa kepemimpinan tidak akan berjalan baik bila semuanya didasari dengan kebohongan sebab kebohongan adalah dosa besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H