Nasi sudah jadi bubur itulah ibarat pepatah yang bisa kita sematkan kepada aktivis perempuan yang sangat vocal mengkritis pemerintahan Jokowi ini. Semuanya sudah terlanjur basah, apa mau dikata ketika pengakuannya akan penganiayaan yang diterima menyebabkan wajahnya "babak belur" karena dipukuli ternyata semuanya hanyalah kebohongan.
Kebohongan yang direkayasa entah dengan niat apa yang jelas konsentrasi kita ke peristiwa gempa bumi dan tsunami di Sulawesi tengah sempat teralihkan. Peristiwa "heboh" ini banyak dikecam oleh berbagai kalangan karena menganggap "penganiyaan" itu merupakan pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Apalagi menjelang tahun politik dan Ratna sarumpaet merupakan salah satu anggota tim kampanye capres. Tentu akan banyak direspon oleh toko-toko politik. Bila kasus "penganiyaan" sudah masuk ke rana politik akan semakin runyam mengingat kasus ini akan digoreng sampai hangus untuk menyerang kandidat lain dan sudah kita lihat bersama di media sosial.
Saya pun percaya karena dalam pandangan awam saya melihat betapa wajah Ratna Sarumpaet babak belur dihajar oleh orang lain. Sehingga dengan cepat saya menuliskan artikel dibawah ini
Setelah mendengar sendiri pengakuan dari Ratna Sarumpaet akhirnya saya benar-benar percaya bahwa ini hanyalah kebohongan yang dibuatnya. Begitu tega seorang nenek tua berbohong mengelabuhi toko-toko sekelas Bapak Amin Rais, Prabowo, Fahri Hamzah dan sederetan tokoh nasional lainnya.
Namun dibalik kebohongan Ratna Sarumpaet banyak pelajaran yang kita ambil sebagai berikut:
1. Berbohong sekali tidak akan dipercaya selamanya
Seorang Ratna Sarumpaet tega berbohong akan menyebab hilangnya kepercayaan kepadanya baik kawan mau pun lawan. Ibarat pepatah "panas setahun dihapus oleh hujan sehari". Integristas yang dibangun dengan susah payah bertahun-tahun harus hilangan hanya dengan sebuah kata bohong "dianiaya". Komentar apa pun yang Ratna Sarumpaet katakana tidak akan didengar lagi. Saya dengar dia akan dikeluarkan dari tim sukses salah satu kandidat capres. Seluruh upayanya selama ini ingin memperbaiki negeri sudah menguap entah kemana.
2. Niat yang baik tidak boleh dilakukan dengan cara salah
Boleh jadi apa yang dilakukan oleh Ratna sarumpaet memiliki niat baik, tapi dengan berbohong akan menciderai niat baiknya. Justeru akan menghancurkan dirinya sendiri karena berbohong kepada orang lain hakikatnya dia berbohong kepada dirinya sendiri.