Mohon tunggu...
Rustan Ibnu Abbas
Rustan Ibnu Abbas Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer

Suka nulis , Trainer Sales, Cinta Islam, Pembelajar dari nilai kehidupan Silahkan kunjungi Blog saya di www.rustanibnuabbas.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Ratna Sarumpaet Babak Belur, Haruskah Semua Masalah Diselesaikan dengan Kekerasan

2 Oktober 2018   16:23 Diperbarui: 2 Oktober 2018   16:30 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah setan apa dibenak para penganiaya Ratna Sarumpaet  yang tak berdaya. Beliau adalah orang tua, perempuan  yang tidak memiliki kekuatan fisik untuk melawan.  Kita belum tahu kepentingan apa para pelaku pemukulan Ratna Sarumpaet, entah masalah politik atau atau masalah lain, bisa jadi ada yang tidak suka dengan sepak terjangnya selama ini karena selama ini. Beliau merupakan aktivis "Save NKRI" yang sangat vocal mengkritisi pemerintah. Beliau keliling Indonesia menyuarakan perubahan Indonesia yang lebih baik.

Kita serahkan saja kepada pihak yang berwajib untuk menyelesaikan masalah ini sampai tuntas. Yang jelas peristiwa ini merupakan preseden buruk bagi warga negara yang katanya hidup dibawah hukum pancasila yang mengatur kebebasan berpendapat. Semua tokoh-tokoh pun sangat menyesalkan kenapa peristiwa ini bisa terjadi. Bapak Mahfud  bahkan mengutuk pelaku dan menyampaikan bahwa ini adalah tindakan biadab atas nama dan alasan apa pun. Beliau meminta kepada kepolisian untuk mencari, menangkap dan mengadili pelakunya.

Mungkin sebagian ada yang tidak suka dengan komentar atau pernyataannya selama ini. Namun melapiaskan ketidaksukaan dengan melakukan tindakan fisik berupa pemukulan sampai babak beluk merupakan tindakan pengecut melanggar aturan. Ini tindakan kriminal yang harus diselesaikan segera oleh kepolisian.

Serangkaian kekerasan, persekusi, pembubaran ceramah agama yang banyak terjadi setahun ini mengisyaratkan banyak hal yang mesti menjadi evaluasi. Kenapa tindakan kekerasan selalu menjadi pilihan pertama menyikapi perbedaan pendapat. Bukankah berbeda pendapat atau pilihan merupakan sesuatu yang lumrah dalam kehidupan ini. Ragamnya pikiran serta pilihan hidup menyebabkan kita berbeda dan dengan berbeda inilah kita memiliki banyak pilihan-pilihan terbaik.

Tindakan kekerasan dengan alasan apa pun bahkan atas nama cinta NKRI tidak dapat dibenarkan secara hukum. Sebab kalau semua mengatasnamakan menegakkan kebenaran, cinta NKRI maka kita sudah mewariskan pengadilan jalan dan tidak menghormati proses hukum yang sudah berlaku  di negeri ini.

Haruskah semua masalah diselesaikan dengan kekerasan bila berbeda pandangan ? kalau iya berarti kita sudah meninggalkan budaya musyawarah, budaya diskusi yang baik dan tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya di nusantara. Bila semuanya harus diselesaikan dengan kekerasan maka budaya ini akan beranak pinak ke semua lapisan masyarakat.

Berbeda pandangan politik dan perbedaan yang lain hendaknya disikapi dengan bijak dan tidak menghalalkan segala cara untuk meraih tujuan tertentu karena cara ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak beragama. Kita berharap agar kasus ini segera selesai dan pelaku penganiayaan segera ditangkap untuk diadili agar keadilan bisa tercapai.

                                                                                                                                                                                                                                                                                               

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun