Mendengar kata dipecat saja sudah tidak mengenakkan, apalagi mengalaminya. Ya begitulah budaya diperusahaan (punishment and reward) dimana pun berada kalau tidak bisa berkonstribusi bagi perusahaan maka pasti dipecat, sopannya diminta untuk memundurkan diri.
Diminta untuk memundurkan diri atau dipecat sejatinya sama saja. bedanya hanya di menjaga perasaan si karyawan saja. Pada prinsipnya perusahaan melihat karyawan tidak produktif lagi dan bila dipertahankan justeru akan merugikan perusahaan. Ini adalah seleksi alami di dunia kerja yang tidak bisa beradaptasi pasti akan mati atau pergi.
Nah untuk personnya sendiri yang mengalami pemecatan, sebenarnya ini merupakan kabar buruk sekaligus kabar baik kenapa? kabar buruknya adalah ternyata kamu belum berkompetensi untuk sukses di karirmu dan bersiap-siap harus mencari lagi pekerjaan baru kalau tidak ya..harus menganggur.Â
Persoalan lain bermunculan bila ternyata masih banyak tunggakan yang belum terselesaikan misalanya cicilan kendaraan, kartu kredit atau utang sama orang lain dan lebih memprihatinkan bila ternyata kamu sudah memiliki tanggung jawab istri dan anak, tentu harus memutar otak untuk mencari penghasilan sementara sembari mencari pekerjaan baru. Bila mendapatkan pekerjaan baru, belum tentu sesuai dengan passion dan harus memulai lagi dari awal. Butuh penyesuai diri di lingkungan baru.
Kabar baiknya adalah pemecatan itu merupakan konsekwensi terberat terhadap pelanggaran yang kita lakukan. Artinya kesabaran lagi diuji karena perbuatan sendiri.Â
Hikmahnya adalah kamu disuruh untuk memperbaiki diri seperti lebih disiplin, lebih memperhatikan attitude, lebih bekerja keras mencapai target, lebih bisa bersabar dengan kondisi tempat kerja. Ini akan menjadikan seseorang pekerja yang lebih tangguh dari sebelumnya.
Namun sebagian orang yang dipecat dari tempat kerjanya justru memeperlihatkan karakter aslinya. Karena tidak mau disalahkan dia justru menceritakan keburukan tempat kerja sebelumnya, menceritakan keburukan mantan pimpinannya seolah-olah dikeluarkan karena kesalahan perusahaan bukan kesalahn dirinya. Ini mencerminkan pribadi yang egois dan sangat layak dipecat.
Kabar baik berikutnya adalah ternyata kamu dan perusahaan sama-sama diuntungkan, kenapa bisa? betul karena perusahaan mempekerjakan kamu itu harus membayar waktu dan kerja di kantor.Â
Bila waktu kerja hanya digunakan untuk kepentingan pribabadi maka bagaimana bisa memberi konstribusi bagi perusahaan? Agar tidak menyia-nyiakan waktu, maka perusahaan memberhentikan kamu biar lebih fokus pada usaha yang digelutinya. Jadi perusahaan bisa mencari karyawan lain yang bisa dipekerjakan dan mengabdi bagi perusahaan.
Perusahaan setelah memecat kamu, maka kamu memiliki banyak waktu untuk kegiatanmu yang lebih bermanfaat. Waktu yang tersita dikantor bisa digunakan untuk melakukan aktifitas lain seperti berbisnis atau mencari pekerjaan lain.
Banyak karyawan setelah dikeluarkan dari perusahaan justru bisa bangkit dan mendapat penghasilan yang lebih banyak dari pekerjaan sebelumnya. Itu dia dapatkan karena sudah mendapat pelajar dari keteledorannya dan menjadi energi positif untuk lebih maju lagi. Semua itu ada hikmahnya selama kita senantiasa berpikir dan bertindak positif.