Halo bro, apa kabar? Semoga semua kompasianers selalu dalam keadaan sehat. Hehe..
Yuhuu~~ ini tulisan pertama saya sejak bertahun-tahun gak membagikan cerita yang dulu pernah saya bagikan sebelumnya. Hahaha… Ya, mulai dari aktivitas kuliah, cari kerja, dan sampai sekarang kuliah lagi, ambil master untuk studi lanjutan dari pendidikan sebelumnya, kayaknya bentar lagi bakaln pelit lagi buat bagi cerita soalnya mulai sibuk lagi dengan kegiatan perkuliahan --tugas mulai numpuk bro.
Oke, cerita pertama ini teruntuk buat kalian yang suka jajan alias suka kuliner, baik itu bareng temen, bareng pacar, bareng keluarga atau bahkan sendirian (itu tipe orang anti mainstream). Oke, gak masalah kalaupun cari jajajanan sendirian, yang penting masih bisa menikmatin apa yang disantap.
By the way, pada kesempatan kali ini, saya bareng dua teman saya, Ani dan Aris ber-Kuliner ria di salah satu restoran seafood yang cukup ternama di Palembang, mungkin lebih tepatnya saya sebut “Restoran Kerang” karena semua menu makanan utama yang dihidangkan itu semuanya kerang, iya kerang. Nama restoran yang menyediakan menu kerang itu ialah Rumah makan Kerang Kiloan Bule Palembang. Tuh, dari namanya aja kalian pasti tahu asal kerang-kerang itu darimana. Kebanyakan bukan dari Palembang. At least, itu artinya kita gak perlu pergi jauh-jauh untuk keluar Palembang hanya sekadar mencari makanan dengan bahan utamanya kerang, semua cukup tersedia lengkap di sini.
Rumah Makan Kerang Kiloan Bule berlokasi di Jalan Demang Lebar Daun, gak jauh dari Perpustakaan Daerah Kota Palembang dan terletak di deretan ruko (entah komplek ruko apa namanya aku juga kurang tahu sih. Hehe..), yang pasti lokasinya di pinggir jalan, jadi mudah diakses oleh siapapun. Bagi yang masih bingung, tenang aja karena kalian juga bisa akses lewat aplikasi google maps.
Pas udah sampe di Rumah Makan Kerang Kiloan, kita langsung disuruh pilih-pilih kerang mana yang bakalan disantap langsung didalam freezer. Ada banyak jenis kerang yang bisa kita pilih untuk dimakan. Kita awalnya kaget karena bentuk dan warna kerang nya aneh-aneh. Masih terlintas di pikiran kita, “ini kerang beneran bisa dimakan ya?” Padahal udah tahu juga kalo itu rumah makan, mana mungkin yang dijual itu kerang yang gak bisa dimakan.
Maklum bro, itu warna kerangnya ada yang kayak warna bulu macan tutul, ada yang bentuknya ramping dan panjang, bahkan ada yang gede juga bentuknya, sebesar kepalan tangan orang dewasa. Hahaha.. It is so peculiar while you’re trying to eat one of them. Setelah cukup lama berdiskusi bareng Ani dan Aris, akhirnya kita sepakat dimana salah satu dari kita masing-masing memilih kerang yang berbeda biar bisa saling icip-icip --begitulah salah satu alasan kenapa kalian jangan pernah pergi kuliner sendirian, jangan pernah! haha.
Akhirnya, pilihanku jatuh pada kerang putih dimasak pake saus itram, Ani waktu itu pulih kerang kipas dimasak dengan saus sambal balado, dan aris pilih kerang bambu yang digoreng garing. Oiya, kerang yang dijual di sini dihargai per kilo bro, jadi kalian bisa beli ¼ kilo, ½ kilo atau bahkan 1 kilo. Tergantung kebutuhan. Karena kita lagi lapar bingits, makanya kita beli ½ kilo per orang. Mantap kan?
Tadaa... beginilah penampakannya.
Foto di atas adalah Kerang Putih Saus Tiram. Mantap!
Tekstur kerangnya lembut dan juicy. Bumbu khas saus tiramnya nendang dan kerangnya gak amis sama sekali. Pedas dari ladanya berasa banget. Dicocol pake saos sambal mangga yang tersedia diatas meja makin mantap rasanya. Saking rakusnya, saya ampe kegigit kulit kerangnya, padahal kulitnya lebih keras dari kulit kerang yang lainnya. Hahaha..