Mohon tunggu...
Rustam Efendi
Rustam Efendi Mohon Tunggu... Guru Honorer -

Hai Kompasianer, perkenalkan nama saya : Rustam Efendi seorang guru honorer di salah satu sekolah dasar di kota Bukittinggi. Blog Saya : https://www.roestam.web.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menghina Petinggi di Sosmed, Apa Gunanya?

8 November 2017   16:42 Diperbarui: 8 November 2017   17:15 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Media sosial hari ini sepertinya sudah banyak disalahgunakan oleh para netizen, meskipun kita sadari bahwa banyak sekali mereka yang menggunakan media sosilal untuk sesuatu yang bermanfaat. Tetapi, ada saja oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, entah apa tujuan dan maksud mereka menggunakan media sosial hanya untuk menghina dan menjatuhkan para petinggi negeri ini.

Satu pertanyaan yang perlu kita sodorkan kepada mereka yang seperti tidak memiliki pekerjaan lain, tetapi sibuk berselancar di sosial media. Sibuk di dunia maya dan sosial media dengan tujuan positif tentu akan disenangi banyak orang. Sibuk di sosial media hanya untuk menghina itu yang perlu dipertanyakan buat para pelakunya, memang apa sih keuntungannya ? dapat uang, dapat kepuasan, dapat jabatan. Entahlah...tidak tau juga apa sebenarnya yang menjadi tujuan mereka yang suka memanfaatkan sosial media untuk menghina para petinggi negeri ini.

Saya tidak mendukung siapapun disini, tetapi saya hanya prihatin melihat kelakuan para netizen yang menggunakan sosial media hanya untuk menebar kebencian. Terkadang ada netizen yang suka melakukan itu menggunakan akun asli yang berakibat menjadikan ia sendiri menanggung akibat dari perbuatannya tersebut. Tetapi tidak sedikit pula mereka yang menggunakan akun palsu untuk tujuan menjatuhkan para petinggi, mencari kesalahan-kesalahan para petinggi ataupun hanya sekedar melepaskan unek-unek yang mengganjal dalam hati yang diterbitkan dalam sebuah komentar sosial media.

Perdebatan sengitpun terjadi kala komentar itu telah diterbitkan oleh mereka, saling hujat antara netizenpun terjadi, sehingga yang keluar adalah komentar dengan kata-kata kasar, menyakitkan hati dan merusak silaturrahmi antar warga negeri ini. Padahal kalau kita mau memanfaatkan sosial media dengan baik tentu akan menjadikan kita semakin memiliki banyak teman, menambah wawasan dan saling bertegur sapa dalam kedamaian. Baik didunia maya maupun nanti jika bertemu di dunia nyata.

Saling menghina tidak akan menyesalaikan persoalan, jika pun Anda mau mengkritisi kinerja para petinggi, baik petinggi di daerah Anda berada maupun petinggi kita di pusat sana. Kritiklah dengan bijak, kritik yang bertujuan membangun dan menjadikan sebuah solusi yang cerdas. Bukan tidak mungkin dengan melakukan hal itu kita justru mendapatkan penghargaan karena peduli akan negeri tercinta ini.

Introspeksi diri, apa yang sudah saya lakukan untuk negeri ini, apa yang sudah saya perbuat untuk negeri ini, jika hanya saling menghina, mencaci dan merendahkan, berarti tidak ada bedanya kita dengan musuh-musuh kita yang juga dengan berbagai cara melakukan penghinaan, pelecahan dan sebagainya bagi negeri kita Indonesia ini.

Akhirnya marilah sama-sama kita sadari, bahwa kita hidup di negeri yang memiliki pemimpin, memiliki petinggi, mari saling menghargai. Baik kita sebagai warga menghargai pemimpin, pun begitu pemimpin menghargai warganya. Sekian saja tulisan sederhana ini, semoga bermanfaat.

Satu pertanyaan yang perlu kita sodorkan kepada mereka yang seperti tidak memiliki pekerjaan lain, tetapi sibuk berselancar di sosial media. Sibuk di dunia maya dan sosial media dengan tujuan positif tentu akan disenangi banyak orang. Sibuk di sosial media hanya untuk menghina itu yang perlu dipertanyakan buat para pelakunya, memang apa sih keuntungannya ? dapat uang, dapat kepuasan, dapat jabatan. Entahlah...tidak tau juga apa sebenarnya yang menjadi tujuan mereka yang suka memanfaatkan sosial media untuk menghina para petinggi negeri ini.

Saya tidak mendukung siapapun disini, tetapi saya hanya prihatin melihat kelakuan para netizen yang menggunakan sosial media hanya untuk menebar kebencian. Terkadang ada netizen yang suka melakukan itu menggunakan akun asli yang berakibat menjadikan ia sendiri menanggung akibat dari perbuatannya tersebut. Tetapi tidak sedikit pula mereka yang menggunakan akun palsu untuk tujuan menjatuhkan para petinggi, mencari kesalahan-kesalahan para petinggi ataupun hanya sekedar melepaskan unek-unek yang mengganjal dalam hati yang diterbitkan dalam sebuah komentar sosial media.

Perdebatan sengitpun terjadi kala komentar itu telah diterbitkan oleh mereka, saling hujat antara netizenpun terjadi, sehingga yang keluar adalah komentar dengan kata-kata kasar, menyakitkan hati dan merusak silaturrahmi antar warga negeri ini. Padahal kalau kita mau memanfaatkan sosial media dengan baik tentu akan menjadikan kita semakin memiliki banyak teman, menambah wawasan dan saling bertegur sapa dalam kedamaian. Baik didunia maya maupun nanti jika bertemu di dunia nyata.

Saling menghina tidak akan menyesalaikan persoalan, jika pun Anda mau mengkritisi kinerja para petinggi, baik petinggi di daerah Anda berada maupun petinggi kita di pusat sana. Kritiklah dengan bijak, kritik yang bertujuan membangun dan menjadikan sebuah solusi yang cerdas. Bukan tidak mungkin dengan melakukan hal itu kita justru mendapatkan penghargaan karena peduli akan negeri tercinta ini.

Introspeksi diri, apa yang sudah saya lakukan untuk negeri ini, apa yang sudah saya perbuat untuk negeri ini, jika hanya saling menghina, mencaci dan merendahkan, berarti tidak ada bedanya kita dengan musuh-musuh kita yang juga dengan berbagai cara melakukan penghinaan, pelecahan dan sebagainya bagi negeri kita Indonesia ini.

Akhirnya marilah sama-sama kita sadari, bahwa kita hidup di negeri yang memiliki pemimpin, memiliki petinggi, mari saling menghargai. Baik kita sebagai warga menghargai pemimpin, pun begitu pemimpin menghargai warganya. Sekian saja tulisan sederhana ini, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun