Tampaknya kita semua sudah dibekali dengan potensi-potensi bertahan untuk menghadapi kerasnya badai ujian hidup, hidup ini tidak punya tempat bagi pecundang dan pengecut dan karena itu manusia diciptakan dengan kelengkapan untuk bertahan dan menang atas tantangan-tantangan yang ditawarkan hidup. badai ujian yang masih atau akan kita hadapi kelak hanyalah untuk menggelontorkan jiwa pengecut yang cenderung untuk mengajak kita menyerah saja. Setiap orang mengalami pertumbuhan, apakah pertumbuhan itu cepat atau lambat atau malah berhenti tergantung dari ketersedian kita untuk memaknai. Dengan kemampuan memaknai, yang didorong dengan cara hidup kita yang mediatif (sadar sepenuhnya) berlimpah kearifan yang menyiram kita. kemampuan memaknailah karenanya kita menjadi tercerahkan. yang membuat kita bisa tampil baru setiap waktu. Tampil baru setiap waktu dapat menghalau kesombongan, atau ketakabura dari diri kita. sebagai manusia kita memiliki keterbatasan, kita mungkin saja kaya pengetahuan, tetapi kita tak mungkin menguasai semua ilmu pengetahuan yang ada dimuka bumi ini. Pengetahuan manusia memiliki kelemahan, ia mudah sekali menjadi ketinggalan jaman (Obsolote) sehingga apabila anda tidak memperbarui (Update) diri setiap waktu, akan tergerus oleh jaman. kita selalu mendengar dan selalu saja dikatakan, bahwa manusia selalu tinggi derajatnya dari hewan. semata karena manusia berakal sedangkan hewan bersandar pada nalurinya. namun dalam prakteknya hewan tidak bisa bertahan hidup jika ia tidak mempergunakan nalurinya. sementara manusia acapkali mengabaikan akalnya. bagi hewan tidak penting jika dirinya disejajarkan dengan manusia, sebaliknya banyak manusia berperilaku seperti hewan. Kecenderungan berperilaku seperti hewan memang sebaiknya dihindari. tetapi ada satu sisi dari sifat hewan yang ada baiknya kita contoh. hewan itu mengandalkan nalurinya, dengan kata lain perasaanya. itu membuat hewan cenderung lebih peka terhadap dirinya maupun lingkungannya. Beberapa minggu sebelum terjadi gempa bumi besar 6,6 skala richter yang terjadi di los angeles amerika serikat, pada januari 1994. sejumlah hewan yang menghuni kebun binatang kota itu sudah menunjukan kegelisahannya yang pada waktu itu susah dijelaskan penyebabnya. kecoa dan tikus tanah banyak yang keluar dari sarangnya dan berkeliaran dipermukaan tanah. bila saja kita peka dengan perilaku sensitif hewan, ia dapat kita jadikan sebagai sistem peringatan dini terhadap ancaman bencana alam. Satu-satunya yang membuat hidup itu mungkin adalah ketidakpastian yang permanen dan tidak tertahankan beratnya tidak tahu apa yang akan datang kemudian.
![13829758411933752892](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/55295df96ea834707e8b4568.jpeg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI