Lama Ki Pinunjul termenung sendiri, hingga akhirnya tanpa terasa pemuda dari Demak itu tertidur pulas.
Dalam tidurnya dia bermimpi telah didatangi oleh seorang lelaki dengan pakaian hitam-hitam. Lelaki itu berjenggot serta berkumis agak tebal, dan mengenakan tutup kepala yang berasal dari kain (Bhs. Jawa: udeng). Wajahnya terasa anggun berwibawa, namun beliau memiliki pandangan mata yang tajam menggetarkan.
"Jebeng, janganlah kau berputus asa atas cobaan yang tengah kamu terima', kata lelaki itu.
"Ma'af kiai, apakah boleh saya tahu, siapakah gerangan kiai", tanya Ki Pinunjul.
"Pada waktunya nanti jebeng akan tahu sendiri. Sekarang yang lebih penting kau harus segera menemukan benda amanat itu".
"Ma'af kiai, saya sangat bingung kemana hendak mencari ?"
Namun sesaat kemudian lelaki setengah tua itu lenyap bagai ditelan bumi. Ki Pinunjul menoleh ke kanan dan ke kiri. Tetapi tidak ada orang, justru dia justru dikejutkan oleh suara dari kejauhan yang menggema tanpa dapat disaksikan orangnya.
"Berjalanlah ke arah utara, jebeng akan menemukan dua pohon jati kembar ngeluk telu (melenggok sebanyak tiga kali). Sehabis melakukan Sholat Maghrib, di situ jebeng akan menemukan jawabannya".
Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H