Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Berwibawa Dalam Mimpi (b)

10 September 2019   20:53 Diperbarui: 10 September 2019   21:47 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sialnya, ketika mereka tengah beristirahat di Kali Nglirip (wilayah Kecamatan Singgahan Tuban) bumbung kuning milik Prabu Brawijaya itu telah dicuri oleh seorang wanita cantik dan dibawa lari ke arah utara. 

Maka tak lama kemudian kedua prajurid Demak itu segera mengejar untuk merebut kembali amanah sang prabu. 

Tapi anehnya meskipun sampai hampir tengah malam dua orang pemuda itu masih belum juga berhasil mencapai maksudnya. 

Bahkan Pinunjul yang paling rendah tataran kemampuan larinya, akhirnya tertinggal dan anak muda itupun berlari sendirian tak tentu arah.

Pagi itu sang Mentari mulai bersinar cerah. Di sebuah bukit kecil di tengah hutan Nggembul nampak Ki Pinunjul tengah bersandar di bawah sebuah pohon. 

Pemuda itu nampak sangat lelah setelah semalam berlari tidak tentu arah. 

Namun bukan hanya karena kelelahan itu yang membuat tubuhnya lemas dan wajahnya murung, melainkan juga keberadaan benda berupa bumbung kuning.

Benda itu adalah merupakan amanat dari Raja untuk Sri Sultan Demak. Itu artinya nyawa mereka menjadi taruhannya. 

Apa jadinya sekarang karena ternyata benda itu sudah tiada lagi di tangannya. Duh Gusti, benar-benar ini merupakan ujian berat.

Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun