Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rusman: Wayang, Salya Gugur (3)

9 Januari 2019   15:10 Diperbarui: 27 Mei 2019   18:35 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: RUS RUSMAN.

Dalam pada itu, Prabu Salya yang sedang mengerahkan aji Candrabirawa masih berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. 

"Birawa, birawa, birawaa.." tak henti-hentinya mulut si senopati tua itu berkomat-kamit.

Kemenangannya atas para Pandhawa seperti tinggal menunggu waktu.

Sementara tak jauh darinya ia menyaksikan anak-anak bajangnya itu masih bergerak liar. Mengobrak-abrik daya pertahanan Arjuna dan Bima.

Namun tak seberapa lama datanglah sebuah Kereta Kencana Kerajaan Amarta.

Seorang lelaki nampak turun dari pintu kereta yang tak lain adalah Sang Yudistira. 

Bukan main kagetnya Prabu Salya, seketika itu terbayang dalam benaknya dua satriya kembar anak si Madrim yang tidak lain adalah para keponakan yang sangat dikasihinya.

Tergoyang oleh susana batin itu maka tangannya yang sedang bersilang itu bergetar hebat. 

Dan orang tua itupun kini hanya bisa berdiri tanpa mampu mengendalikan anak-anak bajang di depannya.

Di pihak lain, Arjuna dan Bima yang menyaksikan kehadiran kakaknya, keduanya segera tanggap ing sasmita. Seperti sama-sama sepakat kedua ksatriya untama segera bergerak meloncat ke belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun