Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rusman: Artikel, Menoreh Ulang Perenungan Plato (1)

14 November 2018   06:41 Diperbarui: 9 April 2019   22:49 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Idemu tidaklah diciptakan oleh pikiranmu," begitu kata Plato kepada Aristoteles pada suatu hari. Dengan pandangan sinis dan tanpa menjawab sedikitpun Aristoteles justru meniggalkannya. 

Besuknya konon Plato yang tidak mudah berputus asa mendatangi sahabatnya itu. Maka terjadilah perdebatan yang seru antara keduanya. Pikiran demi pikiran mengalir bagaikan air hujan dari kedua filisof itu. Dan akhir dari pergulatan argumentasi keduanya adalah kerelaan Aristoteles untuk mengakui Plato sebagai gurunya. 

Jadi garis besarnya Aristoteles adalah murid Plato, sedang di atas si guru Plato ada seorang maha guru yang sangat dihormati, ialah Socrates.

Plato adalah seorang filosof Yunani yang lahir sekitar th. 427 SM dan meninggal sekitar 347 SM. Dibantu para pengagumnya ia mendirikan Akademi Platonik di Athena, yaitu sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. 

Kehidupan Plato tak pernah lepas dari pena dan tinta, bahkan kata Cicero: "scribend est mortuus" - Plato meninggal ketika sedang menulis.

Setelah berhasil menaklukkan murid-muridnya maka Plato lantas berceloteh setiap hari. Aristoteles adalah murid yang paling rajin datang paling awal dan pulang terakhir.

Menurut Plato ada dua macam budi dalam diri manusia, ialah budi Filosofis dan budi biasa. Sasaran budi filosofis adalah kegaiban,  sedangkan sasaran budi biasa adalah keperluan materil dan keduniawian. 

Semua jiwa manusia hakekatnya selalu merindukan dunia gaib. Dunia inilah yang sebenarnya hendak dicapai oleh siapapun.

Tetapi manusia akan banyak menghadapi rintangan dan hambatan. Mereka sering salah mengambil jalan, sering gagal mencapai kebaikan.

Materi adalah merupakan penghalang terbesar, meskipun ia dapat dilupakan namun tidak dapat dihilangkan karena keterbatasan mereka.

Walau demikian dengan keunggulan masing-masing manusia dapat mengatasi hambatan itu. Semuanya melalui berjuang untuk membebaskan diri dari fakultas rasionalnya, dari pengaruh jasad yang selalu mempertentangkan antara baik dan buruk. 

Maka dari sinilah munculnya teori etika. Demikian menurut Plato (bersambung).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun