Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

4. Rusman: Berebut Wasiat Brawijaya (a)

29 Juli 2018   01:40 Diperbarui: 6 September 2019   21:05 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Benar-benar tak ada yang menyangka kalau langit yang semula nampak cerah tiba-tiba saja berubah menjadi gelap. Hari masih siang ketika mendung tebal menyelimuti sisi barat ibukota Majapahit. Kilat menyambar-nyambar disertai suara petir menggelegar bagaikan seekor naga sedang mencari mangsa. Sungguh cuaca yang sulit diduga, seperti sulitnya suasana politik Majapahit saat itu. Memang kerajaan peninggalan Raden Wijaya ini sedang mengalami ujian besar, seiring masa pemerintahan Prabu Brawijayapamungkas yang lunglai, kacau dan bahkan acapkali mencekam (Akhir abad ke-15).

Sekali lagi hari masih siang, ketika air mulai turun dari langit. Bersamaan dengan itu dua bayangan nampak berkelebat dari satu tempat ke tempat lain. Tidak jauh di belakang mereka puluhan prajurit menyusul, berlarian mengejar sambil berteriak-teriak seolah saling memberi semangat.

Bersambung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun