Oleh :
RUS RUSMAN
Â
Sunan Kalijaga yang saat mudanya dikenal sebagai Raden Syaid adalah putra Adipati Tuban yang ke delapan yaitu Kanjeng Hario Wilatikta (pertengahan abad ke-15). Konon menurut sejarahnya saat muda Raden Syahid memiliki jiwa sebagai pemberontak, didorong oleh cita-cita ingin merubah keadaan dimana rakyat kecil yang miskin justru selalu mendapatkan tekanan para penguasa.Â
Juga adanya kesenjangan yang kian melebar antara si kaya dan si miskin, pajak dan upeti harus mengalir dari bawah ke atas. Akhirnya Raden Syaid yang muda itu bertekat menjadi seorang perampok yang dikenal dengan nama "Brandal Lokajaya". Konon hasil rampokannya dia bagikan kepada rakyat miskin yang membutuhkan.
Ternyata Allah SWT maha adil, jika Yang Maha Kuasa menghendaki "Kun Fayakun" (QS. Yasin: 82) maka jadilah. Siapa sangka dari seorang brandal yang menakutkan mampu merubah diri menjadi seorang Waliyu'llah lewat tangan Sunan Bonang. Raden Syaid yang brutal seperti lahir kembali sebagai seorang Wali terkemuka dengan nama Sunan Kalijaga. Wali yang konon justru paling merakyat dengan kreativitasnya yang hampir tak terhitung.
Kejeniusan Sunan Kalijaga itu dibuktikan dengan berbagai peran beliau dalam pengembangan agama Islam di tanah Jawa serta banyaknya hasil karya yang unik dan menarik, antara lain :
1. Â Sebagai Da'i (Mubaligh)
Beliau di kenal seorang yang dapat bergaul dengan segala lapisan masyarakat. Dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Jika para Wali lain kebanyakan hanya berdakwah di daerahnya saja yaitu mendirikan Padepokan atau Peantren maka Sunan Kalijaga ini dikenal sebagai mubaligh keliling yang kondang.
Dengan memanfaatkan kesenian rakyat yang ada beliau dapat bergaul dan mengumpulkan rakyat untuk kemudian diajak mengenal agama Islam. Beliau ahli menabuh gamelan, pandai mendalang, pandai menciptakan tembang yang kesemuanya itu dipergunakan untuk kepentingan dakwah.
Terhadap adat istiadat rakyat beliau tidak langsung menentang secara tajam yang akhirnya hanya membuat mereka lari dan enggan mengenal Islam.