Pertama kali Anggi melihat Rama, ia merasa ada yang berbeda dari laki-laki lain yang pernah ia temui. Selain tampan dan berpenampilan rapi, Rama juga terlihat berdedikasi dan memiliki semangat juang yang kuat dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Namun, takdir berkata lain. Karena kebetulan Anggi adalah anggota DPR yang bertugas mengawasi kerja KPK, maka Rama sering menjadi sasaran kritikan dan tantangan dari Anggi di dalam sidang-sidang parlemen. Namun, Anggi tak pernah berhenti untuk mencoba memperbaiki hubungannya dengan Rama, meski terkadang ia merasa kesulitan untuk menyelipkan topik pribadi dalam obrolan mereka.
Pada suatu hari, setelah sidang parlemen yang melelahkan, Anggi memutuskan untuk menyambangi kantor KPK. Ia ingin bertemu Rama dan berbicara dengan serius mengenai perasaannya. Meskipun takut ditolak, Anggi ingin memberanikan diri dan mengungkapkan isi hatinya.
"Sudah lama saya ingin berbicara dengan Anda, Rama," ujar Anggi dengan suara serak. "Saya merasa kita selalu berada di pihak yang berbeda, padahal... saya menghargai pekerjaan yang Anda lakukan."
Rama, yang sedang sibuk mengetik di depan laptopnya, menoleh ke arah Anggi dengan pandangan tajam. "Maaf, bukan saya yang menentukan peran kita di sini. Saya hanya menjalankan tugas saya sebagai anggota KPK dengan sepenuh hati," jawab Rama sambil menatap Anggi dengan dingin.
"Saya mengerti itu, Rama. Tapi... apakah Anda tahu, sebenarnya saya... menyukai Anda?" ucap Anggi dengan ragu.
Rama terdiam sejenak. Ia tak menyangka Anggi akan mengungkapkan perasaannya di tempat kerja. Namun, saat ia melihat mata Anggi yang terlihat tulus dan penuh harapan, hatinya tak kuasa menolak. Ia pun menjawab dengan suara lembut, "Saya... juga memiliki perasaan yang sama, Anggi."
Anggi merasa terkejut dan bahagia sekaligus. Ia tak menyangka Rama akan merespon perasaannya dengan positif. Mereka lalu saling memandang dan tersenyum satu sama lain.
Namun, rasa bahagia mereka tak berlangsung lama. Beberapa minggu kemudian, terjadi kasus korupsi besar yang melibatkan seorang politikus terkenal. KPK pun turun tangan dan mulai melakukan penyelidikan yang cukup intensif.
Anggi yang menjadi anggota DPR pun merasa terpojok. Ia merasa harus memilih antara mendukung Rama dan KPK, atau mempertahankan hubungannya dengan partainya yang cenderung korup. Sementara itu, Rama juga merasa dilema dengan situasi ini. Ia merasa terbebani dengan tugasnya sebagai anggota KPK yang harus menuntut keadilan dan mengungkap kebenaran, namun ia juga tak ingin melukai perasaan Anggi dan merusak hubungan mereka.