Â
Bantul (MTsN 1 Bantul)---Sebelum dipraktikkan ke pada siswa kelas 7, Waka Bidang Kurikulum, Erna Rahayu, M.Pd. Mengadakan pelatihan pembuatan kompos kepada guru-guru khususnya fasilitator Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil'alaamin (P5RA) yang mengajar di kelas 7. Pelatihan pembuatan kompos kering dilakukan pada Jumat siang (3/1/2025) di gedung madrasah di sayap barat.
Guru-guru tersebut di bawah bimbingan Niken Risky Amalia Nurani mencoba membuat kompos kering. Kompos kering tersebut dibuat dari sampah yang ada di lingkungan madrasah. Tujuan pembuatan kompos adalah untuk menjaga lingkungan bersih. Kompos tersebut dimanfaatkan  untuk memupuk tanamanan yang ada di sekitar madrasah agar bersih dan hijau. Lingkungan yang bersih dan tanaman yang hijau merupakan program adiwiyata MTsN 1 Bantul.
Sebagai narasumber uji coba pembuatan kompos Niken Risky Amalia Nurani, guru IPA MTsN 1 Bantul itu  terlebih dahulu menjelaskan proses pembuatan kompos kering. Setelah itu Niken langsung mempraktikkan dihadapan guru-guru yang fasilitar P5RA.
Proses persiapan pembuatan kompos kering adalah sebagai berikut. Pertama, siapkan alat-alat: galon besar sekali pakai, cutter, solder, gunting, telenan, dan pisau. Kedua, siapkan bahan-bahan: tanah yang bisa ditumbuhi tanaman, sampah organik material hijau (harus berbahan dasar tumbuhan agar tidak mengundang belatung), dan sampah organing berbahan coklat (daun-daun yang sudah kering atau sudah berwarna cokelat).
Adapun langkah-langkah pembuatan kompos kering dapat dilakukan sebagai berikut. Pertama, belah galon bagian atasnya namun tidak sampai lepas sehingga menjadi engsel untuk komposter. Kedua, lubangi galon yang banyak dengan menggunakan solder. Ketiga, masukkan tanah sebagai alas.
Keempat, cacah daun organik menjadi kecil-kecil menggunakan gunting atau pisau dan telenan. Kelima, masukkan sampah organik yang telah dicacah-cacah, sebaiknya dengan perbandingan 1 : 1 antara material hijau dan cokelat. Keenam, taburkan sedikit tanah.
Ketujuh, lakukan tiap hari dengan sampah organik dan taburkan tanah di atas sampah organik dan aduk-aduk hingga campur. Kedelapan simpan komposter di tempat teduh (tidak terkena sinar matahari secara langsung). Kesembilan jika akan menambah nasi basi, maka tidak boleh langsung dimasukkan. Nasi diremas-remas dulu dengan tanah agar tidak ada gumpalan nasi yang besar. Gumpalan tersebut dapat memicu reaksi anaerob yang berbau. Kesepuluh jangan tambahkan lagi jika sampah sudah setinggi bukaan galon.
Guru P3K itu pun berpesan agar berpesan agar menjaga kelembaban selama sampah berproses menjadi kompos.
"Seminggu sekali cek kondisi kompos. Jika kompos terlalu basah tuangkan isi kompos lalu diangin-angin seharian agar uap air berkurang. Jika terlalu kering tambahkan air. Kelembaban yang diharapkan adalah seperti tanah yang malamnya kena hujan (tidak basah, tapi agak lembab). Jika kadar air pas, maka tanah dimasukkan kembali ke komposter sambil diaduk-aduk. Tanda kompos sudah jadi adalah ada biji yang tumbuh, warna hitam, bau seperti tanah, dan tidak panas, "ujar Niken. (sy)