Mohon tunggu...
rusmantara
rusmantara Mohon Tunggu... Guru - pegawai

seorang pekerja yang masih terus belajar apa saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengajian Dwiwulan MTsN 1 Bantul; Pendidikan dengan Adab

10 November 2024   19:59 Diperbarui: 10 November 2024   20:23 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Bantul (MTsN 1 Bantul)---MTsN 1 Bantul secara rutin terus menyelenggarakan Pengajian Dwiwulan. Pengajian Dwiwulan kali ini dilaksanakan di bulan November hari Ahad pagi (3/11/2024) di rumah Mufaizah yang berada di jalan Cangkringan Km 3.8, Dusun Babadan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Pengajian dihadiri oleh segenap keluarga besar MTsN 1 Bantul beserta keluarga.   

Rangkaian acara pada pengajian dwi wulan MTsN 1 Bantul kali ini meliputi: Pertama pembukaan yang dipandu oleh pembawa acara, Sunaryadi. Acara kedua pembacaan Kalam Illahi oleh Wiwik Jarono. Acara ketiga pembacaan Asmaul Husna yang dipandu oleh Waka Humas MTsn 1 Bantul, Ahmad Syaefuddin. Acara keempat sambutan tuan rumah. Dilanjutkan acara kelima yakni sambutan Kepala MTsN 1 Bantul, Sugiyono. Acara keenam merupakan inti acara berisi tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Rachmat Ramadhana Al Banjari dan diakhiri dengan acara penutup.

Ustadz Racmat Ramadhana  menyitir sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muhammad Tabroni. Rasululllah SAW bersabda adabu aula dakum 'ala tsalatsi khisol yang artinya didiklah dengan adab. Mendidik dengan adab menurutnya merupakan cara mendidik yang sangat komprehensif. Orang tidak hanya menyuruh salat, belajar saja tetapi mereka tidak pernah mendoakan anaknya dalam salat. Menurut ustaz yang lahir di Kalimantan Selatan ini para ulama selalu mendoakan pada anak didiknya di setiap salatnya.

"Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama. Seratus kurang satu. Barang siapa menjaganya, merawatnya dalam kehidupan sehari-hari bukan sekedar hafal secara lahiriah tapi bagaimana kita setiap hari bersikap, berperilaku, bertindak sebagai rahman" kata Rachmat Ramadhana Al Banjari.

(dok pribadi)
(dok pribadi)

"Rahman yang bermakna kasih sayang. Contohnya walaupun Nabi Muhammad SAW ditimpa dengan batu, dilempari dengan kotoran, Beliau tidak pernah mendoakan yang buruk. Itulah sifat kasih sayang. Kita masih bersikap baik karena melihat sifat orang. Jika orang lain baik kita, kita bersikap baik. Jika orang lain buruk, oh aku lebih jahat lagi" ujarnya lebih lanjut.

Penulis buku Quantum Asma'ul Husna ini lalu menyarankan kepada segenap peserta pengajian  agar selalu melaksanakan salat hajat di setiap malam.

"Mengapa kita selalu berhajat kepada Allah SWT karena kita ini manusia yang banyak kesalahan dan kekurangan. Jika kita me-mindset-kan diri kepada Allah maka kita sama dengan menyatakan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya berselawat saja tetapi bagaimana selawat kita berbentuk. Tidak hanya berhuruf, tidak berbunyi yaitu (berupa) perilaku kita. Perilaku apa yang disenangi oleh Rasulullah, itulah yang kita lakukan" pesan ustaz Rachmat.

Ustaz ini menekankan hakikat tentang mendidik diri. Mendidik diri tidak bisa dilepaskan dari Allah dan  Rasulullah Muhammad SAW.

"Mendidik diri itu untuk taat kepada Allah SWT dan taat kepada Rosulullah SAW. Yang mengurus segala kebutuhan diri kita sebenarnya pada diri kita sendiri" kata ustaz dari di Pondok Pesantren Raudhatul Muttaqien Cangkringan ini. (sy)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun