Mohon tunggu...
rusman latief
rusman latief Mohon Tunggu... -

oke sajalah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahasa Daerah Akan Punah

14 Maret 2015   23:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:39 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bahasa Daerah Akan Punah

Bermodalkan kartu BPJS dapat berobat ke rumah sakit swasta yang terbilang elit. Senang rasanya karena sudah lama tidak berobat ke rumah sakit dengan fasilitas pelayananprima dan mewah. Selama ini hanya berobat di puskesmas atau dokter praktek.

Sejak memasuki gedung rumah sakit itu saya sudah dibuat terkagum - kagum desain interiornya.Pokok mewah deh. Apalagi dengan pelayanan yang menurutku cukup bagus, responsif. Demikian juga setelah membaca tulisan papan penunjuk dan standing banner di ruangan itu, menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, seperti tulisan pendaftaran peserta BPJS (“BPJS” patient medicine) administrasi rawat inap (in patient administration) instalasi rawat jalan (out patient clinics), IGD, kamar Operasi (emergency, operating theatre), area perawat (nurse station). Pokoknya bahasa Indonesia diikuti bahasa Inggris. Aku berpikir inikah yang namanya bertaraf internasional?

Kebetulan saya tinggal di daerah perbatasan Jawa Barat dan Jakarta, di mana orang-orangnya berbicara kental logat Sunda dan Betawi.Aku duduk dalam antrian bersama puluhan pasien yang umumnya berusia 40 tahun lebih, kebanyakan kaum wanita. Dari tampilannya terlihat dari golongan masyarakat ekonomi menengah dan bawah.

Di antaranya, , ada yang menggunakan bahasa Sunda dalam berkomunikasi. Aku bertanya dalam hati,apakah penggunaan bahasa Inggris pada papan petunjuk dan standing banner yang ada di sudut rumah sakit itu, para pasien itu mengerti. Saya yakin 90 persen pasien saat itu tidak mengerti bahasa Inggris tersebut.

“Kalau begitu, sia-sia dong tulisan bahasa Inggris itu?”

“Tidak juga karena ini rumah sakit yang memberikan pelayanan internasional. Kalau secara manajemen belum bisa internasional, dengan bahasa Inggris sebagai langkah awal lumayanlah.”

“Okelah kalau begitu, tapi tulisan itu, bukankah untuk para pasien? Sementara pasiennya adalah orang Indonesia.”

“Tidak apalah sekalian mendidik bangsa ini, belajar bahasa Inggris agar menjadi masyarakat internasional.”

Aku mengamati tulisan itu, “setuju- setuju!” Menggunakan bahasa Inggris, tetapi mungkin ada baiknya jika pada papan petunjuk dan standing banner juga ada tulisan bahasa daerah yaitu bahasa Sunda. Susunannya, paling atas bahasa Indonesia, diikuti bahasa Inggris, kemudian bahasa Sunda. “Orang-orang yang datang berobat ke rumah sakit tersebut umumnya orang Sunda, dan rumah sakit itu berlokasi di Jawa barat. Jadi wajarlah jika ada bahasa Sundanya”.

Jika ada bahasa Sunda tertulis pada papan petunjuk itu, akan menjadi kebanggaan tersendiri, karena bahasa daerah sejajar dengan bahasa Indonesia dan Inggris. Apalagi rumah sakit itu bertaraf Internasional. Bukan itu saja, bahasa Sunda juga diajarkan di sekolah-sekolah, mulai dari SD sampai SLTA.

Artinya, melestarikan bahasa daerah adalah tugas kita semua, tidak hanya oleh guru-guru di ruang kelas, tetapi seluruh masyarakat, pemerintah, anggota dewan, pengusaha, profesional dan lainnya bersama-sama saling mendukung. Jangan dibiarkan sekolah berjuang sendiri, karena pasti mereka tidak mampu.

Kalau sekarang tidak ada yang peduli bahasa daerah, maka beberapa tahun ke depan bahasa-bahasa daerah di Indonesia akan punah alias hilang. Saya yakin dan percaya kita tidak rela kehilangan identitas daerah kita. Kita ingin bahasa tersebut tetap ada bersama kita. Jadi mulai sekarang cobalah mulai menggunakan bahasa daerah di ruang-ruang publik sebagai bukti bahwa kita peduli.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun