Orang Kampung YangHebat
Beberapa waktu lalu, saya berkunjung ke kantor teman lama, ternyata usaha berkembang cukup pesat, memilikigedung sendiri dua lantai dan mempekerjakan puluhan karyawan. Mulai dari resepsionis, sekuriti, administrasi dan bagian bersih-bersih (OB), karyawan-karyawan itu responsif, cekatan dan santun dalam melayani tamu. Hal yang menarik perhatian saya, mereka berkomunikasi dengan dialek, sepertinya mereka bukan orang-orang yang lahir di ibu kota. Mereka orang dari daerah, alias orang kampung.
Menurut teman saya, karyawan tersebut berasal dari pedalaman yang jauh dari kota, termasuk jauh dari kota kabupaten dari kampung halamannya. Alasan teman saya merekrutnya, karena anak-anak dari kampung pedalaman rajin, tidak banyak bicara, tidak banyak menuntut, tidak banyak maunya, dan fokus pada pekerjaan. Terpenting perilaku baik, jujur dan terpuji.
Bukan itu saja, mereka juga terbilang cerdas, hanya memang perlu bimbingan dan waktu untuk memberikan pelatihan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja. Karena umumnya anak-anak kampung, kurang soal percaya diri, tidak percaya dengan kemampuannya.” Mereka memang orang-orang kampung tetapi mereka tidak kampungan,” kata teman saya.
Pekerjaan mereka memang bukan pada pekerjaan manajerial yang mewakili perusahaan menemui client atau pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dengan perhitungan-perhitungan detail. Mereka bekerja sebagai tim pendukung atau supporting management. Pekerjaan mereka penting, tanpa dukungan dari mereka pekerjaan manajerial tidak maksimal.
Anak-anak kampung itu, berusia lebih 18 tahun. Tamat SLTA atau putus sekolah. karena keterbatasan ekonomi, atau tidak melanjutkan sekolah, karena lokasi seloka jauh dari tempat tinggalnya, di luar wilayah kampungnya. Jika mau sekolah harus menempuh perjalanan berkilo-kilo meter. Dengan terpaksa berhenti sekolah.
Anak-anak kampung ini,setiap bulannya mengirim sebagian besar gajinya ke kampung, katanya untuk biaya sekolah adik atau saudaranya atau untuk kebutuhan sehari-hari orang tuanya, untuk membeli beli beras dan bayar listrik, dan kebutuhan lainnya.
Meskipun gajinya kecil, mereka bekerja dengan semangat yang tinggi. Mereka memiliki daya tahan, daya juang, tidak mudah menyerah dengan keadaan. Mereka bekerja dengan hati, bekerja bukan untuk dirinya, tetapi untuk keluarga, dan menjadi tulang punggung keluarga. Mereka adalah pahlawan-pahlawan keluarga.
Negara mungkin sulit untuk menyediakan lapangan kerja bagi rakyat, sehingga banyak orang-orang kampung yang menjadi TKI di luar negeri. Tidak apa-apa,di negeri ini, masih ada orang-orang yang sukses membangun usahanya, mempekerjakan orang-orang kampung yang memiliki daya tahan, daya juang yang bekerja dengan hati, baik dan jujur.
Bagaimana kawan, ada yang mau mempekerjakan orang-orang kampung yang hebat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H