Mohon tunggu...
rusmali
rusmali Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Noda

21 Desember 2009   06:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:50 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini tadinya untuk menanggapi karya Mas Ibn Ghifarie, "Menodai Hijriah" tapi kok kayanya panjang banget, sehingga ku putuskan untuk menulis hal yang terpisah. Tulisan ini jauh dari sempurna dan benar, perlu renungan tambahan. Namun ku ingin tidak ruet dan panjang. Cape aku membacanya. Semoga ini merupakan awal perenungan berikutnya.

Akal: karunia Allah yang diberikan kepada manusia. Tak tahu aku apakah akal itu ada sejak dilahirkan atau sudah ada sejak di dalam kandungan atau kapan. Tak tahu aku apakah mutu akal yang diberikan sama bagi setiap orang. Namun yang ku tahu akal itu ada sedang mutunya, terserah beliau memberikan kepada yang beliau suka. (maaf: ada insan yang terkebelakang). Namun percayalah bahwa niat beliau adalah baik untuknya, walaupun tampak buruk di mata kita saat itu.

Akal: berkembang sesuai banyak dan ragam informasi yang diserap melalui apa yang dibaca, dilihat, dirasa, yang menggelitik perenungan. Informasi bisa positif bercampur negatif atau negatif bercampur positif, sehingga perenungan seseorang terhadap informasi atau kejadian menjadi berbeda. Belum lagi unsur kondisi dan lingkungan tempat ia berada ikut membentuk pandangan dan sikapnya bertindak.

Akal: saringan atau pedoman seseorang untuk bertingkah laku. Pupuk membentuk akal banyak berada di ayat-ayat kitab suci, yang membedakan benar dan salah, hak dan kewajiban.

Akal: tidak selalu konsisten dengan tindakan. Akal mengatakan jangan, tetapi tangan melempar batu ke fasilitas peribadatan. Salam untuk Mas Ibn Ghifarie dan keluarga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun