Sebagai seorang hasher atau penggemar olahraga Hash yg merupakan olahraga lintas alam, hari minggu ini saya bergabung dengan teman-teman dari Pekanbaru Hash yg menyelenggarakan olahraga lintas alam menuju Air Terjun Batu Dinding, Kabupaten Kampar di Riau. Rombongan kami yg diperkirakan berjumlah lebih 100 org bertolak mulai jam 6 pagi menuju Lipat Kain yg berjarak sekitar 75 km dari Pekanbaru. Perjalanan diteruskan lagi sekitar 30 km ke Desa Gema sebagai tempat pemberhentian. Tanpa halangan berarti rombongan tiba di lokasi dengan waktu perjalanan sekitar 3 jam.
Sambil beristirahat rombongan mulai mempersiapkan diri untuk mulai menjelajahi alam Lipat Kain, sebuah kota yg terletak di 0 derajat garis Khatulistiwa dan menyimpan banyak keindahan alam yg masih jarang didatangi wisatawan. Rasa antusias kami yg selama ini hanya mendengar cerita keindahan Air Terjun Batu Dinding membuat kami para Hasher semakin bersemangat. Tanpa menunggu lama Committe atau panitia Pekanbaru Hash segera memberikan aba-aba bahwa perjalanan kami segera dimulai, On On.. salam khas para hasher... rombongan segera bergerak dengan mulai menelusuri jalan setapak di pinggiran sungai Kampar.
Setelah menempuh track selama sejam lebih, kami tiba di Air Terjun Batu Dinding. Takjub rasanya ketika melihat air terjun yg memiliki ketinggian 4 meter lebih, dengan kawah air yg jernih dan segar. Sebagian rombongan langsung menceburkan diri ke dalam kawah air sebesar lingkaran dengan diameter sekitar 20 meter untuk melepas lelah sambil menunggu rombongan belakang tiba. Ketika semua rombongan tiba di air terjun tanpa ada yg tersesat atau tertinggal, Committe segera memulai acara minum dan makan bersama sambil menikmati keindahan alam dan kesegaran air terjun yg tersembunyi ini.
Tanpa terasa waktu cepat berlalu menjelang sore, rombongan harus kembali ke bus untuk kembali ke Pekanbaru, uniknya jalan kembali adalah memakai pompong atau perahu kecil yg bermuatan 10 orang. Perjalanan dengan pompong hanya berkisar 20 menit namun rombongan kami kembali dimanjakan dengan pemandangan pinggiran hutan yg masih jarang dikunjungi. Pada saat melintasi sungai, terlihat penduduk setempat sedang merayakan acara panen ikan pantau. Ikan pantau merupakan hasil utama sungai Kampar, selain baung dan patin, yg merupakan ikan favorit di Propinsi Riau, kita dapat menemukan ikan-ikan ini sebagai menu utama di sepanjang jalan lintas propinsi. Sangat menarik rasanya ketika perahu pompong melewati anak-anak nelayan yg sedang berjibaku untuk mengambil ikan di jaring dengan jarak yg sangat dekat.
Here's to the Broo.., here's the true blue
He is a hasher through and through
He is a pisspot so they say
Tried to get to heaven, but he went the other way