Pekan lalu Kroasia sudah menyelesaikan partai kedua melawan Ceko dengan penuh kekecewaan. Setelah memimpin skor 2-1 hingga menit 86, suporter Kroasia tanpa alasan yg jelas mulai membuat kericuhan dengan melemparkan kembang api ke tengah lapangan. Bahkan di antara suporter Kroasia terlihat saling adu pukul di tribun penonton. Wasit segera mengambil keputusan untuk menghentikan pertandingan hingga 5 menit untuk membersihkan lapangan dan terlihat beberapa pemain Kroasia berusaha menenangkan suporter mereka. Pertandingan kembali dilanjutkan hingga injury time 90+3, kemenangan Kroasia yg sudah di depan mata harus lenyap seketika karena Ceko mampu menyamakan kedudukan 2-2 melalui titik penalti.Â
FIFA segera membentuk tim untuk melakukan investigasi atas insiden di stadion St. Etienne ini dan jelas sanksi sudah menunggu tim Kroasia. Namun hal yg menarik dari kasus ini adalah suporter Kroasia dengan sengaja merusak kemenangan tim mereka yg sudah jelas di depan mata. Hasil seri yg diraih Kroasia jelas membuat langkah Kroasia untuk melaju ke babak berikutnya semakin berat, karena harus berhadapan dengan sang Juara Bertahan, Tim Matador Spanyol.
Media mulai melaporkan bahwa apa yg dilakukan suporter Kroasia adalah menunjukkan rasa muak mereka terhadap kasus korupsi yg melilit tubuh CFF (Croatia Football Federation). Wakil Presiden CFF, Zdravko Mamic dan Direktur Eksekutif CFF, Damir Vrbanovic adalah petinggi CFF yg masih berhadapan dengan pengadilan lokal karena kasus korupsi tanpa penyelesaian yg jelas. Kedua petinggi CFF ini terlihat duduk di lounge VIP saat laga berlangsung dan sontak membuat sebagian suporter Kroasia gerah sehingga melakukan hal nekad yg jelas merugikan timnas mereka sendiri. Sebagian suporter pembenci CFF yg radikal tanpa segan langsung menyabotase tim Kroasia karena merasa tekanan internasional diperlukan untuk menyelesaikan kasus korupsi yg melilit tubuh CFF. Sebagian suporter Kroasia lainnya memang tidak mendukung langkah tersebut dan hal inilah yg membuat para suporter Kroasia baku pukul ketika kembang api mulai dilemparkan ke lapangan hijau.
Bulan Mei lalu pecinta sepakbola nasional mulai bergembira ketika FIFA mencabut skorsing untuk PSSI akibat dualisme kepemimpinan. Skorsing yg sudah berjalan sekitar 1 tahun ini cukup membuat PSSI semakin terpuruk karena tidak bisa mengikuti pertandingan sepakbola event Internasional. Keterpurukan dalam tubuh PSSI juga diperparah dengan adanya kasus sepakbola gajah dan pengaturan skor yg terkuak dari kesaksian beberapa pemain tim nasional ataupun tim lokal beberapa waktu lalu.Â
Sebagai pecinta sepakbola tanah air, kita semua berharap carut marut dalam tubuh PSSI dapat segera dibenahi. Apapun alasannya.. apa yg sudah dilakukan sebagian suporter Kroasia untuk mendapatkan perhatian internasional  janganlah kita tiru.
Salam Sepakbola..!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H