Beberapa waktu lalu ketika Ahok mulai maju untuk Pilgub DKI melalui jalur perseorangan melalui pengumpulan KTP, saya terlibat perdebatan sengit dengan adik saya sendiri, bahkan kami harus taruhan traktir makan mie karena saya memastikan Ahok bakalan kalah apabila Ahok ngotot melalui jalur perseorangan. Saya yakin Ahok bakalan kalah bukan karena tidak ada yg milih, tapi Ahok bakalan kalah karena dicurangi pada saat penghitungan suara di TPS. Ahok memang memiliki pendukung yg mencoblosnya tapi sayang Ahok tidak memiliki relawan yg memantau penghitungan suara. Itu prediksi dan kekhawatiran saya..
Minggu ini saya bernafas lega karena Ahok memilih jalan partai. Langkah ini saya anggap sangat brilian karena secara tidak langsung Ahok mematahkan strategi yg sudah disusun lawan-lawan politiknya. Dari awal terlihat lawan politik Ahok begitu terkesan membakar semangat Ahok dan juga Teman Ahok untuk terus mengumpulkan KTP supaya maju melalui jalur perseorangan.
 Bahkan lawan politik Ahok masih sempat mengingatkan Ahok untuk maju secara perseorangan saat Ultah Ahok beberapa waktu lalu. Karena mereka yakin Ahok berjalan menuju perangkap yg mereka buat, dengan mempersulit proses jalur perseorangan mulai dari soal materai buat verifikasi, perhitungan ulang atau apapun yg penting bisa membuat Ahok tidak menang.
Hari ini saya melihat golongan 'Asal Bukan Ahok' semakin histeris dengan keputusan Ahok memilih jalur partai. Salah satunya adalah melalui hastag di Twitter #BalikinKTPGue yg langsung menempati hastag No. 1 terpopuler di Indonesia. Saya semakin miris dan lucu justru yg membuat hastag itu semakin populer adalah orang-orang 'Asal Bukan Ahok' atau yg tidak pernah mengumpulkan KTP buat Ahok.Â
Bagaimana dengan pendukung Ahok yg sudah mengumpulkan KTP.?? Justru mereka terlihat adem ayem meskipun ada beberapa yg kecewa. Tapi intinya tujuan utama bagi pendukung Ahok adalah untuk memenangkan Ahok, baik melalui jalur perseorangan ataupun jalur partai.
Yg jelas saya bukan pendukung Ahok apalagi sampai mengumpulkan KTP kepada Teman Ahok. Soalnya KTP saya Medan, bukan DKI Jakarta.
Horas..!!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H