Menarik membaca tulisan pak Faisal Basri mengenai Timor Leste Memang telah Menyusul Indonesia.Bukan saja kualitas isi tulisan yang membuat kita tertarik, tapi judulnya saja telah menohok nurani kita.Terima kasih kepada Pak Faisal Basri yangsudah membagi informasi mengenai hal tersebut. Lepas itu memang begitu adanya ataupun tidak.Kita mesti segera tersadar bahwa bangsa ini perlu bangun dari tidurnya yang sangat panjang.Timor Leste yang selama ini kita dengar rakyat-nya masih hidup dibawah garis kemiskinan, ternyata sudah melewati Indonesia sekarang.Apa rahasianya ya?apakah kita perlu belajar ke Timor Leste?
Sedih dan kesal bercampur sebenarnya.Sering kita dengar bangsa kita ini besar dan memiliki kekayaan alam yang sangat banyak.Sering juga kita dengar kita bisa maju dan berkembang menjadi Negara maju.Tapi rasanya kok lama sekali ya?Timor Leste Negara seumur jagung yang baru merdeka di tahun 1999 dengan cepat menata kehidupan negaranya bahkan sampai menyusul Indonesia.Saya harus mengatakan kecintaan kita sebagai anak bangsa saat ini lebih karena kita lahir, dan besar disini.Bukan karena bangga akan kemajuan dan kehebatan bangsa ini dalam percaturan politik dan ekonomi dunia.Sepertinya hanya badminton yang bisa membuat bangga saat ini.Duh, kok jadi melo begini...
Baiklah.Pada intinya saya mau mengatakan bahwasepertinya kondisi ini akan terus berlanjut selama model politik negara ini tidak berubah.Eforia politik setelah masa reformasi menyebabkan Indonesia lupa memperkuat basis ekonomi untuk meningkatkan Income perkapita dan memperkuat sendi dasar perekonomian bangsa.Arah perkembangan bangsa ini tidak jelas saat ini.Sepertinya bangsa ini tidak memiliki master plan mau kemana.UUD 45, GBHN dan lain sejenis itu sudah hilang sirna ditelan bumi.UUD 45 diamandemen dan GBHN nya pun hilang.Istilah REPELITA dulu kemana ya?Dulu kabinetnya bernama Kabinet Pembangunan I, II, dan seterusnya.Jelas maknanya akan membangun.Kemudian disusul Kabinet Reformasi Pembangunan setelah orde baru digulingkan oleh gerakan mahasiswa.Kabinet Reformasi Pembangunan lebih pada semangat merubah tatanan politik dari orde lama ke orde baru.Sekarang kabinet Indonesia Bersatu.Apa maknanya?Mungkin bermakna bersatu membangun bangsa.Tapi kenyataan-nya?Sektor mana sebenarnya yang diandalkan oleh bangsa ini sebagai penggerak ekonomi bangsa setelah era reformasi itu terjadi?Migas yang dulu tahun 1980 an menjadi andalan sekarang tinggal cerita.Malah saat ini impor dari Singapura.Terakhir kilang minyak dibangun 20 tahun lalu.Berarti masih dijaman pak Suharto.Sektor tambang mineral yang digadang bisa mengganti merosotnya sektor Migas juga tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah.Bahkan sekarang jadi tidak jelas nasibnya setelah berlaku-nya program hilirisasi.Pertanian?Saya juga tidak yakin.Masih ingat mungkin saat kita menjadi Negara yang berswasembada pangan pada tahun 1984.Saat era Presiden Suharto dengan Kabinet Pembangunan IV -nya?Saat itu kita bisa penuhi kebutuhan pangan untuk bangsa kita sendiri.Tidak perlu di import dari Negara lain.Bagaimana dengan saat ini?Kita import beras sekitar 35-60 ribu ton perbulan.Yang nilainya bisa mencapai 1-2 triliun pertahun.Jadi kita ini sedang bermetamorfosis atau stagnansi? Kalau tidak mau dikatakan mengalami kemunduran.Miris.Dulu kita swasembada, sekarang import.
Jadi artinya menurut saya harus ada breakthrough dari kondisi ini.Dan yang paling pertama adalah sudahi eforia politik ini dan segera set bangsa ke mode performing.Ibarat sebuah tim, sejak era reformasi bangsa kita ini berkutat pada 3 (tiga) fasesepertinya, dan itu mutar terus.Forming, Storming, Norming.Habis itu kembali Forming, Storming, Norming, dan seterusnya.Kapan kita berkinerja sebagai sebuah bangsa? Capek kita melihat sepanjang tahun Pilkada terus.Kapan kerjanya kalau hanya Pilkada saja yang diurus?Habis Pilkada yang dilakukan adalah mengembalikan modal yang telah dikeluarkan saat kampanye.Bukan berpikir bagaimana meningkatkan daerah dan atau memajukan bangsa ini.
Model politik negara ini harus dirubah sesegera mungkin kalau kita tidak mau lebih jauh lagi tertinggal dari Timur Leste.Uang Negara habis kesedot sama politik.Biaya politik tinggi tersebut sangat mungkin diambil dari anggaran untuk peningkatan sektor ekonomi atau sektor lainnya.Baik itu yang anggaran memang sengaja dianggarkan maupun anggaran “siluman”.Setelah kita benahi model politik yang berbiaya tinggi ini,lanjut ke penyakit berikutnya bangsa ini yaitu ekonomi berbiaya tinggi.Bangsa ini tidak hanya politik nya yang berbiaya tinggi, hiruk pikuk ekonominya pun berbiaya tinggi.Istilah ini malah lebih dulu ada daripada politik berbiaya tinggi.Ekonomi berbiaya tinggi ini terkait seperti panjangnya jalur birokrasi pemerintahan.Contoh mengurus ijin usaha misalnya, mengurus Kartu Keluarga, KTP dan lain-lain.Saat mengurus dokumen terkait semua hal tersebut tembokpun minta tanda tangan.Panjangnya jalur birokrasi melahirkan biaya siluman, pungli dan juga korupsi.Nah bicara korupsi pun Negara ini sangat tinggi recordnya.Sampai bosan kita melihat hilir mudiknya para koruptor yang dipanggil Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).
Menurut hasil studi Transparency International,Indonesia menempati peringkat 114 dari 177 negara terkorup di dunia, namun di level Asia Indonesia menempati urutan nomor 1 Asia pada tahun 2012.Pada tahun 2013 lalu turun ke peringkat 2 (dua) bersama Thailand, berdasarkan hasil riset Political and Economic Risk Consultancy (PERC), sebuah lembaga peringkat yang berbasis di Hongkong.Pada akhirnya kita bisa mengatakan POLITIK BERBIAYA TINGGI dan EKONOMI BERBIAYA TINGGI MELAHIRKAN TINGKAT KORUPSI YANG TINGGI PULA.Akibatnya pendapatan rakyat tidak tinggi-tinggi karena semua hal itu. Bahkan tingkat kemiskin kita bertambah hingga mencapai 28,55 juta orang pada September 2013 (Data Biro Pusat Statistik).
Sebaiknya kita segera benahi cara pandang kita dalam berbangsa dan bernegara.Nilai-nilai luhur dalam UUD 45 ataupun amandemennya perlu dijadikan pedoman hidup bangsa ini.Tidak hanya dijadikan pajangan dasar Negara saja.Tapi benar-benar dijadikan pedoman hidup bangsa.Eforia ini telah melenakan kita. Politik dan Ekonomi berbiaya tinggi. Kerja besar tentunya.Dan itu membutuhkan pemimpin besar untuk mengarahkan bangsa ini kejalur yang benar dan di ridhoi oleh Allah Subhannahu Wa Taala.Pertanyaannya siapakah orang-nya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H