Mohon tunggu...
Rusli AW
Rusli AW Mohon Tunggu... -

Pekerja Swasta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hikmah Cuaca Buruk

18 April 2015   21:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:56 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini cerita tentang seorang Dokter.  Cerita ini menarik untuk kita ambil hikmah dan pelajaran-nya. 

Ceritanya sang Dokter adalah satu-satu-nya Specialist Neurologist di Pakistan. Seorang Dokter yang sangat sulit ditemui oleh pasien-nya karena banyaknya pasien yang ditangani-nya.  Membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bisa bertemu dengan dia.  Saking sibuknya, sang Dokter sering melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lain.  Kadang juga dia harus keluar negeri.  Pada suatu ketika sang Dokter melakukan penerbangan, dengan pesawat kecil 8 penumpang.  Ditengah perjalanan tiba-tiba cuaca memburuk.  Awan tebal, petir dan halilintar menyambar.  Cuaca semakin memburuk.  Pesawat yang ditumpangi sang Dokter mengalami turbulence dan salah satu mesin-nya pun mengalami kerusakan.  Pilot pesawat-pun harus mendaratkan pesawat-nya.  Dan pesawat-pun mendarat di airport di sebuah daerah terpencil. 

Kondisi pesawat yang rusak di sebuah daerah yang terpencil, tentu membutuhkan waktu lama untuk diperbaiki.  Sang Dokter pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kedaerah tujuan-nya dengan menumpang kendaraan sewaan di daerah tersebut.  Namun perjalanan dengan mobil pun ternyata tidak semudah yang dia bayangkan.  Cuaca buruk, angin badai, petir terus menyambar selama perjalanan.  Jalan yang dilaluipun sulit terlihat dan licin.  Akhirnya sang Dokter dan sopirnya memutuskan untuk berhenti pada sebuah rumah kecil di daerah terpencil yang kebetulan mereka lalui. Sang Dokter berharap mungkin bisa sedikit beristirahat, shalat dan menyantap sedikit makanan di rumah tersebut. 

Harap-harap cemas sang Dokter pun mengetuk pintu rumah tersebut.  Beberapa saat kemudian muncul seorang wanita tua membuka kan pintu.  Setelah menyampaikan keperluan-nya untuk sekedar istirahat dan shalat, sambil menunggu cuaca membaik, sang wanita tua pun mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam rumah-nya.  Sang Dokter pun masuk, membersihkan diri dan melakukan shalat.  Saat akan melakukan shalat dia melihat ada seorang anak kecil.  Kelihatanya sedang sakit sedang melakukan shalat dan berdo’a.    Beberapa waktu setelah cuaca mulai reda, sang Dokter dan sopir-nya sudah bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan.  Dan mengucapkan terima kasih kepada wanita tua pemilik rumah.  Sebelum keluar dari rumah tersebut sang Dokter bertanya kepada wanita tua tersebut “apa yang terjadi dengan anak kecil tersebut, sepertinya terlihat kurang sehat?”.  Sang wanita tua itu pun berkata “Dia anak yatim piatu, saya neneknya, dia sedang sakit,  sudah cukup lama”.  Ujar wanita tua tersebut.  Sang wanita tua tersebut melanjutkan cerita-nya, “Kami sudah berusaha untuk berobat ke beberapa Dokter, namun belum ada yang berhasil, Dokter-Dokter tersebut mengatakan bahwa hanya ada satu Dokter specialist di Pakistan yang bisa membantu anak ini sembuh dari sakitnya, kami sudah berusaha untuk menemui Dokter tersebut, namun mereka mengatakan tunggu enam bulan lagi,  Dokter tersebut sangat jauh dan membutuhkan waktu yang lama untuk kami bisa menemuinya,  saya terus berdo’a untuk bisa disegerakan bertemu dengan Dokter tersebut dalam setiap shalat saya, ya Allah mudahkanlah kami untuk bertemu dengan Dokter tersebut,  anak kami sedang sakit ya Allah, anak kami sedang sakit ya Allah, mudahkanlah kami ya Allah”.  Sang Dokter bertanya, “Siapa nama Dokter specialist tersebut?”.  Sang Nenek menjawab, “Nama Dokter tersebut Dokter Ishan”.  Mendengar jawaban sang Nenek, seketika air mata sang Dokterpun menetes. Sang Nenek heran dan bertanya, “Kenapa anda menangis?”.  Sang Dokter menjawab,”Do’a anda terkabulkan oleh Allah, Allah telah menjawab do’a ibu, petir, halilintar, mesin pesawat rusak, angin badai, kami turun dari pesawat,  kami lanjutkan perjalanan dengan mobil, hujan lebat mengguyur bumi, angin badai, jalan licin dan kami berhenti dan mampir ke rumah ibu,  sayalah Dokter Ishan tersebut Bu”.  Sang Nenek pun menangis setelah mengetahui ternyata Dokter yang selama ini dia ingin bertemu untuk mengobati cucunya ada di rumahnya.  Di depan matanya.  Diapun bersimpuh bersujud syukur kehadirat Allah  Subhannahu wa Ta’ala……

****************

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun