Mohon tunggu...
Rusli AW
Rusli AW Mohon Tunggu... -

Pekerja Swasta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memahami Sikap Prabowo

21 Oktober 2014   05:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:18 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sikap Prabowo untuk akhirnya memberi salut terhadap Jokowi bisa dimaknai sebagai usaha untuk menyelamatkan NKRI. Seperti yang disampaikan Prabowo kepada pendukung-nya. Jika NKRI tetap utuh dibawah pemerintahan Jokowi, Alhamdulillah itu merupakan bagian dari baiknya hubungan antara elit politik. Namun jika NKRI terpecah seperti yang dikhawatirkan Prabowo, maka Prabowo tidak menjadi bagian dari penyebab runtuhnya NKRI, karena Prabowo telah menunjukan itikad baiknya untuk "berdamai" dengan semua lawan politik-nya. Pesan Prabowo kepada Jokowi adalah menjaga keutuhan NKRI. Dan itu diucapkan berulang-ulang oleh Prabowo dan diamini oleh Jokowi. Pada kondisi jika nantinya NKRI benar-benar terpecah, maka hal itu murni dikarenakan lemahnya pemerintahan Jokowi. Namun tentu Prabowo dengan KMP-nya akan memastikan itu tidak terjadi. Kita lihat saja nanti.

Namun, kok rasanya ngeri sekali ya NKRI pecah segala? Sepertinya hal-hal diatas kelihatan berlebihan. Sayapun penasaran apa penyebab Prabowo dan pendukungnya selalu mengkhawatirkan NKRI? Memang kenapa dengan NKRI ini kalau Jokowi jadi presiden. Memang Jokowi dan koalisinya mau memecah Indonesia? Memang Jokowi akan mengajukan referendum kemerdekaan Papua, Aceh, Kalimantan, dll.? Aneh buat kita yang sehari-hari cuma mikiran makan apa hari ini. Negara Indonesia ya dari Sabang sampai Merauke. Tapi ntar dulu. Benarkah Indonesia ini akan selamanya Indonesia? Siapa tahu besok-besok memang akan ada Negara Papua Merdeka, Negara Aceh Merdeka, Negara Lombok Permai, Negara Bali Sentosa, dll. Sayapun penasaran dan googling, dan ketemulah ulasan sebuah buku yang berjudul Tahun 2015 Indonesia "Pecah". Ditulis oleh Djuyoto Suntani pada tahun 2007. What? Apa maksudnya ya?

Buku Tahun 2015 Indonesia "Pecah” ditulis jauh sebelum hiruk pikuk persaingan Pilpres 2014. Menurut penulisnya, pecahnya NKRI menjadi negara-negara kecil adalah sebuah hal yang bisa saja terjadi. Seperti yang dikhawatirkan oleh Prabowo. Entah Prabowo pernah membaca buku tersebut atau tidak. Dalam pandangan penulis buku tersebut, Indonesia merupakan target operasi konspirasi global untuk dipecah menjadi beberapa negara kecil yang mudah dikontrol. Konspirasi Global ini memiliki agenda untuk seluruh dunia termasuk Indonesia. Owh begitu..? Sayapun mencoba mengkait-kaitkan hubungan konspirasi global ini dengan kedatangan beberapa mantan presiden dan perdana Menteri ke Indonesia selama masa-masa Pilpres kemarin yang bertemu Jokowi. Apa iya itu ada hubungan-nya dengan semua rencana itu? Bill Clinton datang di bulan Juli. Tony Blar di bulan September. Hmm.. kecurigaan saya bertambah. Karena sepengetahuan saya katanya Amerika dan Inggris adalah bagian dari gerakan Illuminati, yang juga merupakan bagian dari konspirasi global itu. Hmmm..

Kalau kita masih ingat cerita negara Uni Soviet. Negara tersebut tinggal kenangan. Dan terpecah menjadi 15 negara. Cerita yang sama dengan negara Yoguslavia. Negara inipun tinggal cerita dan terpecah menjadi 7 negara bagian. Indonesia dalam target Konspirasi Global akan dipecah menjadi 17 negara bagian. Peta negara nya pun sudah ada. Kok bisa ya? Apa kelebihan Indonesia sehingga mereka menjadikan Indonesia target operasi-nya? Kekayaan alam merupakan salah satu faktor Indonesia ada dalam rencana konspirasi global tersebut. Siapa yang bisa memungkiri kekayaan alam Indonesia. Dari Aceh hingga papua. Belum lagi negara Indonesia ini memang secara fisik sangat rentan untuk mudah dipecah belah. Secara geografis sudah berpulau-pulau, serta kondisi demografis yang memungkinkan. Banyaknya suku, agama dan ras menambah rentan-nya bangsa ini untuk mudah dipecah-belah.

Menariknya juga dalam ulasan buku tersebut diceritakan siklus kejayaan peradaban di Nusantara. Mulai dari jaman Kerajaan Sriwijaya, kerajaan Majapahit, sampai dengan lahirnya negara kesatuan republik Indonesia. Menurut perhitungannya penulis buku tersebut bahwa siklus kejayaan di nusantara terjadi hanya 70 tahun dalam siklus 7 abad. Kerajaan Sriwijaya (Hindu) berjaya 70 tahun, pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil pada sekitar abad ke 7. Kerajaan Majapahit (Budha) berjaya juga 70 tahun. Pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil pada sekitar abad ke 14. Negara Indonesia lahir tahun 1945. Mayoritas Islam, tahun depan akan berusia 70 tahun. Disinilah menarik-nya. Tahun 2015 usia negara Indonesia 70 tahun, tepat pada abad 21. Jadi pola keruntuhan nusantara setiap abad ke 7 dalam masa jaya berusia 70 tahun terpenuhi tahun depan. Setiap 700 tahun, setelah bersatu selama 70 tahun, nusantara terpecah. Benarkah akan terjadi? Wallahualam. Saya coba cek-cek lagi abad-abad dimana kerajaan-kerajaan tersebut lahir dan benar-benar lenyap dari Nusantara, tidak persis sama rentang waktu-nya. Ada sebagian sumber yang mengatakan Kerajaan Sriwijaya itu benar-benar lenyap di abad ke 13. Jadi siklus yang dimaksud penulis masih bisa kita perdebatkan. Namun buat saya rencana konspirasi global itulah yang perlu diwaspadai. New World Order, Illuminati, Fremansory, liberalisme, pluralisme dan lain sejenis itu adalah ancaman nyata yang kita hadapi saat ini. Kita berdo’a saja semoga bangsa ini tetap utuh seperti yang dicita-citakan oleh pendiri bangsa ini.

Tapi ngomong-ngomong sayapun belum membaca buku tersebut. Baru ulasan-nya. lagi nyari bukunya. Biar afdol kalau langsung baca bukunya saja. J

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun