Mohon tunggu...
Ruslan Abdul Munir
Ruslan Abdul Munir Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Writer

Random content

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Potret Duka Negeriku

31 Agustus 2024   12:25 Diperbarui: 31 Agustus 2024   12:30 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unsplash/fikry anshor

Laksana laut yang tak terukur kedalaman

Satu per satu bintang pun berjatuhan

                        Bukannya tak mau tuk berkata-kata

                        Tapi kami mampu berbuat apa?

                        Kebebasan hanya untuk yang duduk di singgasana

                        Dengan kemeja berdasi yang tersampir di lehernya

Ku iringi alunan do'a reformasi

Untuknya para koruptor berdasi

Ku tak tahu akan ku tujukan pada siapa surat ini

Surat yang berisi teriakan untuk perubahan bagi negeri ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun